Soloraya
Kamis, 19 Januari 2017 - 23:40 WIB

Di UNS Solo, Dubes AS Bahas Pengelolaan Sampah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donavan (dua dari kanan), memberikan keterangan kepada wartawan saat berkunjung ke Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (19/1/2017). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia mengunjungi UNS Solo.

Solopos.com, SOLO — Selain mengunjungi Balai Kota Solo dan menemui Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo, Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, juga berkunjung ke Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (19/1/2017).

Advertisement

Kedatangan Joseph disambut Rektor UNS Ravik Karsidi serta pejabat kampus lainnya. Sang dubes dan rektor kemudian melakukan pertemuan tertutup di ruang sidang rektor.

Pertemuan itu juga diikuti Bupati Karanganyar Juliyatmono dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Di sela-sela pertemuan, ada pemberian sertifikat kepada tim International Visitor Leadership Program (IVLP) UNS, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Karanganyar terkait kunjungan ke AS awal Desember 2016 lalu untuk pembelajaran pengelolaan sampah.

“Pertemuan antara lain membahas proyek kerja sama pengelolaan sampah di Sukoharjo dan Karanganyar dengan pemerintah Amerika,” kata Rektor UNS Ravik Karsidi kepada wartawan sesuai pertemuan.

Advertisement

Menurut dia, dubes AS mendukung kerja sama pengelolaan sampah di dua kabupaten tersebut yang juga melibatkan UNS, serta stakeholders lainnya. “Dijajaki kemungkinan sister city dengan salah satu kota di Amerika,” ujarnya.

Dubes AS, Joseph R. Donovan, mengungkapkan pertemuan dengan perwakilan tim IVLP, UNS, dan kepala daerah Sukoharjo dan Karanganyar sangat bermanfaat. “Ini kunjungan sempurna untuk kerja sama antara Amerika Serikat dengan Indonesia yang merupakan mitra stretegis,” kata dia melalui penerjemah.

Selama ini, sambung dubes, pemerintah AS sudah banyak menjalin kerja sama kemitraan baik tingkat lokal maupun nasional mengenai berbagai bidang. “Kerja sama ini [pengelolaan sampah] bisa menjadi pintu masuk kerja sama ke bidang lainnya seperti kebudayaan,” tandas dia.

Advertisement

Sementara itu, leader IVLP, Mohammad Gamal Rindarjono, mengungkapkan manajemen pengelolaan sampah di AS yang menggunakan mesin telah diterapkan di Sukoharjo. “Salah satu tempat pembuatan akhir [TPA] sampah di Sukoharjo telah menggunakan alat belt conveyor atau ban berjalan untuk memilah-milah sampah,” ungkap dosen UNS ini.

Dia menjelaskan sampah yang masuk TPA itu langsung masuk ke conveyor kemudian oleh petugas dipilah-pilah antara sampah plastik, kertas, dan lainnya untuk didaur ulang. “Sisanya sampah bahan berbahaya dan beracun [B3] ditimbun sehingga tidak membahayakan manusia dan merusak lingkungan,” ujar Gamal.

Untuk pengelolaan sampah di Karanganyar, imbuh dia, berbeda dengan Sukoharjo karena akan melibatkan partisipasi dari masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif