Soloraya
Kamis, 19 Januari 2017 - 15:15 WIB

BENCANA SUKOHARJO : Banjir Masih Mengintai, Warga Diimbau Ekstra Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Banjir di sekitar Pemkab Sukoharjo,Selasa (29/11/2016). (Facebook)

Bencana Sukoharjo yakni banjir masih mengancam warga yang tinggal di pinggir sungai.

Solopos.com, SUKOHARJO – Banjir masih mengintai warga yang tinggal di wilayah sepanjang Kali Samin dan Sungai Bengawan Solo seiring memasuki puncak musim penghujan.

Advertisement

“Sekarang masih musim penghujan sehingga warga yang berdomisili di pinggir sungai harus ekstra waspada. Ancaman banjir masih tinggi selama musim penghujan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, di Sukoharjo, Rabu (18/1/2017).

Apalagi, kata dia, ada beberapa lokasi tanggul kritis di sepanjang Kali Samin dan Sungai Bengawan Solo. Tanggul Kali Samin yang kondisinya kritis terletak di Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban dan Desa Pandean, Kecamatan Grogol.

Tanggul itu longsor sejak beberapa bulan lalu. Kerusakan tanggul makin parah lantaran diterjang derasnya aliran sungai saat terjadi banjir yang merendam sebagian wilayah Sukoharjo pada akhir November 2016.

Advertisement

Begitu pula kondisi tanggul di Sungai Bengawan Solo yang melewati wilayah Kabupaten Jamu. “Tanggul sungai yang retak dapat memicu lubang sehingga rawan jebol. Hal ini harus diantisipasi sedini mungkin agar kondisi tanggul lebih kuat dan kokoh menahan derasnya aliran sungai,” ujar dia.

Sukarelawan bencana alam telah disebar di lokasi rawan banjir seperti wilayah Mojolaban dan Grogol. Selain itu, warga setempat telah dilatih untuk mengevakuasi diri saat luapan air sungai mulai menggenai rumah penduduk.

Suprapto menambahkan banjir yang melanda lima kecamatan di Sukoharjo pada November terparah selama 2016. Kala itu, ribuan rumah penduduk terendam banjir luapan Kali Samin. Sekitar 8.000 jiwa mengungsi ke balai desa, sekolah maupun kantor instansi pemerintah.

Advertisement

Sebagian korban banjir lainnya mendirikan tenda di tanggul sungai yang aman. “Apabila turun hujan lebat selama lebih dari tiga jam, saya langsung berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk mengantisipasi bencana banjir,” ungkap dia.

Seorang warga Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Agus Walimin, mengatakan tanggul yang longsor belum diperbaiki secara permanen. Beronjong kawat berisi batu besar memang telah dipasang di bagian bawah tanggul. Namun sebagian beronjong kawat ambrol diterjang derasnya aliran sungai.

Agus meminta instansi terkair segera memperbaiki tanggul yang longsor pada pertengahan 2016 itu secara permanen.

“Proyek perbaikan tanggul yang longsor dihentikan sejak Desember 2016. Saya juga tidak tahu penyebabnya. Padahal, kondisi beronjong kawat yang dipasang tak begitu kuat dan kokoh menahan derasnya aliran sungai,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif