News
Rabu, 18 Januari 2017 - 07:00 WIB

Impor LPG 2017 Diperkirakan Naik Jadi 70%

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Impor LPG pada 2017 diperkirakan naik menjadi 70%.

Solopos.com, JAKARTA — Impor liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji diperkirakan naik dari 66% menjadi sekitar 70% pada 2017 karena penurunan produksi domestik. Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina (ISC) Daniel S Purba mengatakan saat ini kebutuhan LPG masih tergantung dengan pasokan dari luar negeri.

Advertisement

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi LPG pada 2016 sebesar 6,67 juta ton. Adapun, 66,3% di antaranya yakni 4,42 juta ton harus diimpor dan sisanya, 33,7% atau 2,24 juta ton dipasok dari dalam negeri.

Dari 66,3% impor LPG pada 2016, dia memperkirakan impor pada tahun 2017 akan naik menjadi sekitar 70% karena pasokan dalam negeri yang menurun. “Saya kira tadi dengan impor 2017 ini 70% lebih jadi kita semakin tergantung impor untuk konsumsi LPG di Indonesia,” ujarnya dalam acara LPG Forum 2017 di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Oleh karena itu, dia berharap kemampuan dalam negeri bisa bertambah melalui proyek-proyek pengembangan gas. LPG, katanya, bisa diperoleh dari lapangan yang menghasilkan gas seperti C3, propana dan C4, butana atau dari ekstraksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). “Kita menunggu proyek gas yang beroperasi sehingga bisa meningkatkan produksi.”

Advertisement

Adapun, pasokan LPG dari Amerika Serikat diperkirakan akan menggeser pasokan LPG dari Timur Tengah yang kini mengambil porsi sekitar 90% atau sekitar 4,1 juta ton.

LPG dari Amerika Serikat, ujar Daniel, sebenarnya telah memasok kebutuhan dalam negeri. Namun, kontribusinya hanya sebesar 3% atau sekitar 130.000 ton yakni lebih besar dari pasokan dari Asia, Afrika dan Australia dari total impor.

Naiknya volume pasokan LPG dari Negara Paman Sam, menurut Daniel, karena beroperasinya Kanal Panama yang memangkas waktu pengiriman dari 1,5 bulan menjadi tiga bulan untuk sampai ke kawasan Asia Pasifik. Kendati demikian, Daniel belum bisa menyebut volume pasti dari pasokan LPG dari Amerika Serikat.

Advertisement

“Enggak bisa diperkirakan. Yang pasti dari sisi persentase, [pasokan dari] Timur Tengah mengecil diganti LPG AS. Besarnya berapa, tergantung market,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami, mengatakan pertumbuhan rata-rata tahunan konsumsi LPG sebesar 13%. Dengan rendahnya kemampuan domestik memenuhi pasokan, dia menyebut perlu melakukan upaya untuk menekan angka impor LPG. Sebagai contoh, Rini menyebut dengan menyebar pembangunan tangki LPG.

Kapasitas pasokan dalam negeri berasal dari Tanjung Jabung (PetroChina) 600.000 ton, Belanak (ConocoPhillips) 525.000 ton, Bontang 1.000 ton, Tanjung Santan (Chevron) 90.000 ton, Ujung Pangkah (Hess) 113.000 ton dan Arar (PetroChina) 14.000 ton. Tangki LPG pemerintah rencananya dibangun di Bima, Nusa Tenggara Barat; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Wayame, Maluku dan Jayapura, Papua.

“Total LPG Plant kapasitas 2,3 juta ton per tahun. Kita bangun tangki-tangki LPG agar distribusinya bisa merata di seluruh Indonesia.”

Advertisement
Kata Kunci : Harga Elpiji Impor Lng
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif