Jatim
Rabu, 18 Januari 2017 - 00:05 WIB

BENCANA MADIUN : Status Siaga Bencana Diperpanjang hingga Maret 2017

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Banjir di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (26/3/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Bencana Madiun diproyeksikan masih rawan terjadi seiring berlangsungnya musim hujan.

Madiunpos.com, MADIUN – Status siaga bencana di 15 kecamatan di Kabupaten Madiun yang semestinya berakhir pada Desember 2016 diperpanjang hingga bulan Maret 2017.

Advertisement

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun Edi Hariyanto kepada wartawan di Madiun, Selasa (17/1/2017), mengatakan penetapan status siaga bencana di Kabupaten Madiun diperpanjang hingga akhir Maret mendatang.

Menurut dia, perpanjangan penetapan status siaga bencana tersebut seiring pemberitahuan dari BMKG Juanda yang memprediksi curah hujan masih tinggi hingga Maret 2017.

“Selain itu, BPBD Provinsi Jawa Timur juga menetapkan hal yang sama. Yakni memperpanjang status siaga bencananya,” kata Edi.

Advertisement

Ia menyebutkan bencana alam yang perlu diwaspadai oleh warga Kabupaten Madiun adalah bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, angin puting beliung, banjir bandang, dan tanah longsor.

BPBD, kata dia, telah memetakan wilayah Kabupaten Madiun yang rawan banjir di antaranya adalah Kecamatan Balerejo, Madiun, dan Wungu.

Sementara itu, pada Senin (16/1/2017) malam, BPBD memantau terjadi genangan di Desa Tempursari dan Mojorayung, Kecamatan Wungu, akibat air Sungai Jerohan antre masuk ke Sungai Bengawan Madiun. Luapan Sungai Jerohan tersebut akibat curah hujan yang tinggi di lereng Gunung Wilis.

Advertisement

“Sekarang sudah surut. Namun warga tetap diminta waspada jika curah hujan masih tinggi maka bisa menimbulkan genangan lagi,” kata Edi Hariyanto.

Dia menambahkan daerah rawan bencana tanah longsor di antaranya terdapat di Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, dan Saradan. Kemudian, daerah rawan banjir bandang adalah Saradan dan Dagangan, serta rawan puting beliung hampir merata di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun.

Edi menjelaskan selain memperpanjang penetapan status siaga bencana, pihaknya juga memetakan pendirian pos komando (posko) penanggulangan di daerah rawan jika bencana alam terjadi. Posko di antaranya akan dibangun di Desa Mendak, Segulung, Ngranget, ataupun Bodag yang rawan terjadi tanah longsor dan banjir bandang.

BPBD, lanjut dia, akan memaksimalkan tim reaksi cepat (TRC) dalam memantau wilayah rawan bencana untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. Petugas BPBD juga bersiaga selama 24 jam guna melakukan penanganan cepat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif