Jogja
Selasa, 17 Januari 2017 - 23:20 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Cuaca Ekstrem, Sentra Buah Patuk Gagal Panen

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi buah durian (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Gunungkidul, sentra buah Patuk kembali menuai kerugian

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir tidak hanya meningkatkan potensi bencana di Gunungkidul. Namun fenomena ini juga berpengaruh terhadap sentra buah di Kecamatan Patuk karena mengalami gagal panen.

Advertisement

Seorang petani di Desa Putat, Kecamatan Patuk Bambang Widiyadi mengatakan, di wilayahnya terdapat tiga jenis tanaman buah yang menjadi sektor unggulan meliputi rambutan, mangga dan durian. Jika melihat dari musim, kata dia, harusnya ketiga buah itu sudah bisa dipanen. Namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda bisa memetik hasil dari tanaman yang ditanam di sekitar perkarangan rumah tersebut.

“Tidak ada hasilnya dan kondisi sekarang lebih parah dari hasil panen yang ada di tahun sebelumnya,” kata Bambang kepada wartawan, Senin (16/1/2017).

Advertisement

“Tidak ada hasilnya dan kondisi sekarang lebih parah dari hasil panen yang ada di tahun sebelumnya,” kata Bambang kepada wartawan, Senin (16/1/2017).

Dia menduga, kegagalan panen terjadi karena tingginya curah hujan. Akibatnya pohon-pohon yang harusnya berbuah tidak bisa melakukan penyerbukan sehingga upaya pembuahan tak berhasil.

“Jangankan buah, wong bunganya saja tidak ada. Kondisi ini terjadi di seluruh komoditas mulai dari mangga, durian dan rambutan,” ungkapnya.

Advertisement

Dia menjelaskan, akibat kejadian ini tidak bisa menambahkan penghasilan, selain mata pencarian utama sebagai petani.

“Apa yang mau dijual, wong buahnya tidak ada,” katanya.Kegagalan Sejak 2016

Sementara itu, Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengungkapkan, kegagalan panen buah di kawasan Patuk sudah terjadi sejak 2016 lalu. Namun demikian, ia tidak menampik bahwa keadaan sekarang lebih parah karena kegagalan panen merata di semua komoditas.

Advertisement

“Tahun lalu yang berkurang drastis hanya durian, tapi sekarang pohon mangga dan rambutan yang dimiliki petani ikut-ikutan tak berbuah,” kata Ambar.

Menurut dia, kegagalan panen yang dialami petani secara kasat mata dapat dilihat di sepanjang jalan yang menjadi tempat penjualan-penjualan buah. Di musim panen seperti sekarang ini, katanya, seharusnya sudah banyak petani yang menjual hasil kebun yang dimiliki, namun untuk sekarang sangat sulit ditemukan.

“Tidak ada yang panen dan kalau pun ada hasilnya turun drastis,” ungkap mantan Camat Ponjong ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif