Jateng
Selasa, 17 Januari 2017 - 23:50 WIB

TAHUN BARU IMLEK : Festival Daging Babi di Semarang Kali Ini Bakal Lebih Seru

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster festival makanan olahan daging babi Pork Festival. (Facebook.com-Rudy Sugiarto)

Tahun Baru 2568 di Semarang bakal diwarnai dengan agenda kuliner Festival Daging Babi atau Pork Festival.

Semarangpos.com, SEMARANG – Menyambut Tahun Baru China 2568 Imlek atau 2017 Masehi, komunitas pencinta kuliner Kota Semarang atau yang akrab disapa Brotherfood Kuliner Semarang, kembali menggelar festival makanan olahan daging babi atau Pork Festival. Seperti halnya tahun lalu, festival ini juga akan digelar di Mall Sri Ratu di Jl. Pemuda, Semarang.

Advertisement

Ketua Brotherfood Semarang yang juga salah satu panitia Pork Festival, Firdaus Adi Nugroho, memastikan festival makanan olahan daging babi kali ini bakal berlangsung lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan selain digelar lebih lama, yakni selama sepekan, 23-29 Januari 2017, menu yang disajikan juga lebih banyak.

“Kalau tahun lalu kita hanya menyediakan 20 stand kuliner makanan olahan daging babi, kali ini lebih banyak, yakni 30 stand. Ke-30 stand ini akan menampilkan berbagai kreasi olahan daging babi, mulai dari Kebab Babi, Garang Asem Iga Babi, Kare Babi, dan masih banyak lagi,” terang Daus saat dihubungi Semarangpos.com, Senin (17/1/2017).

Berbagai kuliner daging babi itu, lanjut Daus, akan dijual dengan harga yang cukup bersahabat dengan kantong para pengunjung. Satu porsi makanan olahan daging babi dijual dengan harga berkisar antara Rp10.000-Rp50.000.

Advertisement

“Dengan harga yang murah meriah itu, kami yakin antusiasme pengunjung akan semakin meningkat. Jika tahun lalu kami bisa menyerap animo masyarakat sekitar 3.000 an orang, kali ini kami yakin pengunjung akan mencapai 10.000 an orang,” terang Daus.

Saat digelar kali pertama pada tahun 2016 lalu, juga menjelang Tahun Baru Imlek, event ini sempat mendapat penolakan dari salah satu organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Semarang. Meski demikian penolakan itu tak berdampak pada kelangsungan acara.

“Kali ini kami juga yakin tak akan ada gangguan dari pihak-pihak luar yang tidak setuju. Saya yakin karena masyarakat di Semarang memiliki toleransi yang tinggi. Toh, sudah jelas jika makanan yang disajikan adalah daging babi, jadi yang tidak sesuai keyakinan, dimohon untuk tidak datang apalagi mencicipi,” beber Daus.

Advertisement

Daus berharap festival makanan olahan daging babi ini bisa menjadi ciri khas baru dalam perayaan menyambut Tahun Baru Imlek di Semarang, selain Pasar Semawis dan agenda-agenda lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif