Jogja
Selasa, 17 Januari 2017 - 14:20 WIB

HARGA KEBUTUHAN POKOK : Harga Cabai Masih Tinggi, Kapan Turun?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang cabai, Prenjak, menunggui lapaknya yang berada di Pasar Argosasi, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Senin (16/1/2017).(Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Harga kebutuhan pokok, cabai masih tetap tinggi.

Harianjoja.com, GUNUNGKIDUL — Harga cabai rawit merah tetap saja tinggi sejak mulai naik pada awal 2017. Hampir dua pekan berlalu, harga tak beranjak dari angka Rp120.000 per kilogram (kg). Akibatnya penjualan menurun derastis, karena masyarakat mengunrangi pembelian.

Advertisement

Sebelum adanya kenaikan, di Pasar Argosari, Wonosari untuk harga cabai rawit merah berkisar Rp90.000 per kg. Namun sejak tahun baru 2017 harganya melonjak menjadi Rp120.000 per kg. Sama halnya dengan cabai rawit hijau yang naik 50 % lebih, yakni dari harga Rp30.000 per kg menjadi Rp65.000 per kg. Sementara harga jenis cabai kriting merah Rp25.000 per kg dan cabai kriting hijau Rp45.000 per kg.

“Habis tahun baru malah melonjak [harga cabai] dan belum turun lagi sampai sekrang,” kata salah seorang pedagang cabai di Pasar Argosari, Prenjak, Senin (16/1/2017).

Menurut dia kenaikan harga cabai dipicu karena dampak anomali cuaca yang ada saat ini. Sehingga hal itu membuat para pedagang kesulitan untuk mendapatkan stok cabai lantaran banyak petani yang mengalami gagal panen. Ditambah lagi permintaan cabai ke Jakarta juga banyak.

Advertisement

Akibat kenaikan harga yang sudah hampir dua pekan terakhir itu, sejumlah konsumen kemudian mengurangi jumlah pembelian. Menurutnya, yang semula rata-rata membeli dengan jumlah satu hingga 0,5 kg kini hanya membeli satu ons.

Dengan demikian, dia pun ikut mengurangi jumlah persediaan cabai di lapaknya. Per hari paling banter dia hanya menyediakan 5 kg cabai rawit merah.

“Tidak berani banyak-banyak. Lah kalau 10 kg saja modalnya sudah Rp1 juta lebih,” ungkapnya.

Advertisement

Diakuinya pasokan cabai didapatkannya dari berbagai daerah, di antaranya adalah Muntilan dan Wonosobo. Namun yang jelas dia mengaku memasok cabai dari daerah yang dinilai memiliki harga yang lebih kompetitif.

Sementara itu salan seorang konsumen, Susana mengakui mahalnya harga cabai membuat dia mengurangi jumlah pembelian. Setiap satu kali memasak sayur, dia harus merogoh gocek Rp6.000 hanya untuk membeli cabai rawit.

“Ini saya beli Rp6.000 cuma dapat segini [0,5 ons]. Mau masak sayur kentang saja ini harus keluar uang Rp18.000,” ujarnya.

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan ESDM Pemerintah DIY Sugeng Purwanto saat pemantauan harga di Pasar Argosasi pada akhir tahun lalu juga telah mendapati adanya lonjakan harga cabai rawit. Dia menjelaskan cabai rawit mengalami kenaikan harga tertinggi ketimbang dengan barang-barang yang lain. Kata Sugeng, cabai rawit yang sebelumnya dipasarkan di harga Rp60.000 per kg, pada saat itu harganya naik menjadi Rp70.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif