Jateng
Senin, 16 Januari 2017 - 07:50 WIB

TRANSPORTASI SEMARANG : Turuti Polisi, Trans Semarang Batal Telolet

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengunggah foto dirinya sedang menaiki sebuah bus ke akun Instagramnya dengan caption "Om Telolet Om", Rabu (21/12/2016). (Instagram.com-@hendrarprihadi)

Transportasi Semarang batal dilengkapi klakson bernada telolet karena tak disepakati polisi.

Semarangpos.com, SEMARANG Rencana Pemkot Semarang melengkapi bus rapid transit (BRT) setempat dengan klakson bernada telolet pupus. Trans Semarangdemikian nama BRT di Kota Atlasbatal dipasangi klakson telolet karena keberatan polisi setempat.

Advertisement

“Untuk BRT ber-telolet, ternyata Pak Kasatlantas Polrestabes Semarang bilang ‘Pak Wali, ndak usah‘,” ungkap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terkait batu sandungan BRT Trans Semarang bertelolet itu, Sabtu (14/1/2017).

Menurut Hendisapaan akrab Hendrar Prihadipemasangan klakson telolet itu dikhawatirkan polisi mengganggu pengendara kendaraan lain di depannya. “Karena nanti dikhawatirkan malah mengganggu jalur yang ada di depannya. Ya, kami ikuti saja supaya semuanya berjalan baik,” katanya.

Padahal, sebelumnya, orang nomor satu di Semarang itu mengaku telah mempersiapkan pemasangan klakson telolet yang belakangan hari ini sedang digemari pada armada BRT Trans Semarang. Dalam akun Instagramnya, @HendrarPrihadi, Hendi mengunggah foto bergambar dirinya di kokpit Trans Semarang bersama seorang kru dengan caption, “Menanggapi masukan sedulur2 — Di bulan ini akan mulai beredar BRT Trans Semarang ber-Telolet #OmTeloletOm”.

Advertisement

Ia menargetkan dari enam koridor yang dioperasikan tahun ini, setidaknya di masing-masing akan ada lima armada Trans Semarang yang dilengkapi dengan klakson telolet. “Ini adalah salah satu cara untuk menarik minat masyarakat untuk naik BRT Trans Semarang sehingga akan ada peningkatan jumlah penumpang dari tahun lalu,” katanya.

Meski tak jadi dipasangi klakson bernada telolet, pemasangan sistem pemberitahuan automatis berbasis global positioning system (GPS) yang sudah direncanakan tetap akan dilakukan. Dengan sistem itu, kata dia, ketika unit BRT sudah mendekati shelter, maka secara otomatis akan bisa diketahui calon penumpang maupun penumpang yang hendak turun di pemberhentian berikutnya.

“Dengan sistem ini, harapannya dapat menjadi pemandu pengguna yang naik BRT Trans Semarang. Di setiap shelter akan muncul tanda bus itu akan masuk shelter mana,” pungkasnya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif