News
Senin, 16 Januari 2017 - 09:25 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Menengok Jembatan Selfie di Jenawi yang Aduhai

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Senin (16/1/2017)

Halaman Soloraya hari ini mengabarkan jembatan selfie di Jenawi, Karanganyar, cocok untuk selfie.

Solopos.com, SOLO — Kabupaten Karanganyar memiliki objek wisata baru. Letaknya di ujung timur, tepatnya di Dukuh Tempel, Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi. Nama objek wisata tersebut Jembatan Selfie, begitu kekinian.

Advertisement

Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam, dibutuhkan waktu sekitar dua jam bagi untuk bisa sampai di Jembatan Selfie dengan lokasi start dari pusat kota Karanganyar. Warga sekitar mengenal Jembatan Selfie dengan sebutan Thuk Mangklung Indah (TMI).

Perjalanan dari Karanganyar hingga Jenawi tidak terlalu menjemukan karena disuguhi pemandangan persawahan, hutan karet, sungai, perkebunan, dan lain-lain. Tetapi, perjalanan selama dua jam menantang stamina tubuh pengendara dan kendaraannya tentu saja.

Jembatan Selfie di Jenawi menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (16/1/2017). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan RS Internasional akan ada di Palur, enam pasar tradisional Solo akan direnovasi, dan perjuangan perpustakaan kampung.

Advertisement

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin:

INVESTASI KARANGANYAR : RS Internasional akan Ada di Palur

Rumah sakit berkelas internasional akan dibangun di Karanganyar, tepatnya di utara Plasa Palur, Kecamatan Jaten.Rumah sakit itu akan dibangun oleh pihak ketiga dengan nilai investasi lebih dari Rp100 miliar.

Informasi tersebut disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat ditemui wartawan pekan lalu. Ia mengatakan izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan RS tersebut sudah dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jateng.

Advertisement

Yuli, sapaan akrab Bupati, menyebut investor tersebut adalah pemilik PT Indatex, pabrik tekstil. Namun, kapan pembangunan RS tersebut bakal terealisasi, Bupati belum bisa memastikan.

”Di sebelah utara Plasa Palur akan jadi kawasan besar pembangunan. Pabrik mati di situ fungsinya akan berubah, akan ada rumah sakit swasta di situ. Investornya sudah kula nuwun, izin amdal dari Pemprov pun sudah keluar,” tutur dia.

Yuli menjelaskan lahan yang akan dibangun rumah sakit dulunya adalah bangunan pabrik bernama Inti Moto. Perusahaan tersebut sudah tutup dan lahannya sudah dimiliki investor yang akan membangun rumah sakit.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement

PASAR TRADISIONAL : Empat Direvitalisasi, Enam Direnovasi

Enam pasar tradisional di Solo akan direnovasi tahun ini. Sementara empat pasar lainnya akan direvitalisasi. Salah satu pasar yang direvitalisasi adalah Pasar Rejosari yang saat ini pedagangnya telah menempati pasar darurat.

Kepala Dinas Perdagangan, Solo, Subagyo, di Pasar Gede, Minggu (15/1/2017), mengatakan enam pasar yang akan direnovasi tersebut antara lain Pasar Notoharjo, Pasar Gading, Pasar Kadipolo, Lasar Nusukan, dan Pasar Gilingan.

Sementara pasar yang akan direvitalisasi di tahun ini selain Pasar Rejosari adalah Pasar Sangkrah, Pasar Jebres, dan Pasar Klewer. Seperti diketahui, revitalisasi Pasar Klewer saat ini sudah berjalan untuk bangunan sisi barat. Direncanakan tahun ini dilakukan untuk pasar sisi timur.

Advertisement

Anggaran kegiatan tersebut direncanakan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebelumnya Pemkot telah mengajukan permohonan bantuan anggaran Rp47 miliar kepada pemerintah pusat. Proses pengerjaan revitalisasi Pasar Klewer sisi barat masih berlangsung hingga Minggu (15/1/2017).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

BUDAYA LITERASI : Perjuangan Perpustakaan Kampung

Sumarjinah, 40, sibuk membolak-balik buku-buku di rak Perpustakaan Kampung Sriwedari, Jl. Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Laweyan, Solo. Di sampingnya, duduk keponakannya, Rayhana Muna Ariani, 6, yang juga tengah memilih-milih buku.

Warga Kebonan RT 002/RW 001, Sriwedari, Laweyan, itu mengaku kerap datang ke perpustakaan yang didirikan pada 2009 ini. Dia memang gemar membaca. Begitu pula keponakannya. Sesuai aturan, dia hanya bisa meminjam dua eksemplar buku untuk dibawa pulang.

“Saya suka novel. Kalau pas lagi senang, saya bisa selesaikan itu dalam semalam. Besoknya saya ke sini lagi,” kata Sumarjinah, saat di perpustakaan, Selasa (10/1/2017).

Advertisement

Belakangan ini, ia agak sungkan datang ke perpustakaan dengan koleksi sekitar 3.000 judul itu. Tak ada buku baru yang dia nantikan. Ia pun terpaksa harus membeli ke Gladak untuk menikmati novel-novel Tere Liye kesukaannya. “Saya beli tiga buku di sana. Satunya Rp20.000,” ujar Sumarjinah tersipu malu.

Sumarjinah hanya satu dari belasan pengunjung perpustakaan per harinya. Tahun-tahun pertama berdiri, pengunjung menembus 30 orang untuk durasi mulai pukul 13.00 WIB–17.00 WIB setiap hari.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif