Soloraya
Senin, 16 Januari 2017 - 18:40 WIB

PILKADES BOYOLALI : Menantu Melawan Mertua dalam Pilkades Glintang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkades (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pilkades Boyolali, Pilkades Glintang yang sempat tertunda akhirnya digelar Rabu (18/1/2017).

Solopos.com, BOYOLALI — Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Glintang, Kecamatan Sambi, Boyolali, yang sempat tertunda akhirnya dipastikan digelar Rabu (18/1/2017). Pilkades itu diikuti dua calon yang berstatus mertua dan menantu.

Advertisement

“Calon kades yang maju hanya dua, yakni Pak Darno sebagai incumbent dan anak menantunya, Adi,” ujar Camat Sambi, Widi Nugroho, kepada Solopos.com, Senin (16/1/2017).

Desa Glintang sedianya menggelar Pilkades serentak dengan desa-desa lain pada 1 Desember 2016 lalu. Namun, pada detik-detik terakhir menjelang penetapan calon kades, salah satu kandidat tak melengkapi syarat administrasi. (Baca juga: Glintang Tak Jadi Ikut Pilkades Serentak, Ini Penyebabnya)

Kandidat tersebut adalah Darno, mantan Kades Glintang. Darno seharusnya melawan Sutaryo, yang juga pernah menjabat Kades Glintang dan merupakan kandidat yang cukup kuat.

Advertisement

Lantaran hanya ada satu calon yang memenuhi syarat, otomatis Pilkades Glintang urung dilaksanakan. “Kali ini, Pak Darno akhirnya maju lagi. Namun, justru giliran Pak Taryo yang mundur. Sebagai penggantinya, anak menantu Pak Darno maju. Dengan demikian, pilkades bisa terselamatkan,” jelas Widi.

Sesuai aturan, kata Widi, pilkades tak memperbolehkan adanya kotak kosong. Hal ini berbeda dengan aturan lama di mana calon kades kerap kali berhadapan dengan kotak kosong.

Hal ini kerap menimbulkan masalah terutama apabila pilkades dimenangi kotak kosong. Karena itulah, calon kades sekarang diatur minimal dua orang. “Sekarang, minimal harus ada dua calon. Kalau hanya satu calon yang maju, ya ditunda sampai muncul minimal dua calon,” terangnya.

Advertisement

Dalam Pilkades di Glintang nanti, kata Widi, jumlah calon pemilih masih sama seperti semula, yakni 2.200 pemilih. Mereka akan memberikan hak suara menggunakan sistem elektronik (e-voting), bukan dengan mencoblos.

“Pemungutan suara hanya ada di satu lokasi, yakni di Balai Desa Glintang. Seusai pemungutan, hasilnya bisa langsung terlihat karena memakai sistem e-voting yang lebih cepat dan lebih efisien,” terangnya.

Kapolsek Sambi, AKP Bambang Rusito, mengatakan suasana Desa Glintang menjelang pemilihan masih adem ayem. Ia bahkan memastikan kondusivitas Desa Glintang tetap akan terjaga hingga setelah pemilihan.

Gimana enggak aman, hla wong calonnya adalah mertua dan menantu. Kampanye saja enggak ada,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif