News
Senin, 16 Januari 2017 - 12:45 WIB

Penjelasan Sains Tentang Hadis Rasulullah Dilarang Bernapas di Dalam Gelas

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi meniup minuman. (Istimewa)

Meniup makanan tidak disarankan Nabi Muhammad sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari.

Solopos.com, SOLO — Dalam ilmu kesehatan modern, bertemunya H2O (air) dengan karbondioksida atau CO2 yang dikeluarkan dari mulut manusia akan menghasilkan asam karbonat. Asam karbonat atau H2CO3 merupakan senyawa kimia yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, berpotensi menyebabkan penyakit jantung. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak meniup minuman atau makanan panas.

Advertisement

Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam darah, maka akan semakin asam darah. Normalnya, darah memiliki batasan kadar keasaman atau pH yakni 7,35 sampai 7,45. Jika kadar keasaman ini lebih tinggi dari pH normal, maka tubuh bisa berada dalam kondisi asidosis.

Kondisi tersebut berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan gangguan jantung, disertai napas yang lebih cepat. Selain itu, ada bakteri H. Pylori yang menyebar melalui pernapasan. Bakteri tersebut dikatakan dapat menyebabkan gangguan lambung. Tidak hanya itu, ada mikroorganisme dan kotoran yang berada di mulut.

Akibat tiupan, kotoran yang tidak terlihat mata bisa berpindah dari mulut seseorang ke makanan atau minuman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum, janganlah bernapas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan”. (HR. Bukhari 153). Pada hadits lainnya, disebutkan larangan bernapas di dalam gelas atau meniup isi gelas.

Advertisement

Hal ini sudah disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekira 14 abad yang lalu, yang kemudian dibuktikan melalui penelitian sains modern saat ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif