Soloraya
Senin, 16 Januari 2017 - 15:40 WIB

PENATAAN KOTA SOLO : Lahan Bekas Bioskop Solo Theatre akan Dibangun Plaza

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gedung Eks-Solo Theatre (Dok. SOLOPOS)

Penataan Kota Solo, Pemkot berencana membangun plaza di lahan bekas gedung bioskop Solo Theatre.

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo terus menata kawasan Sriwedari. Selain merancang revitalisasi Gedung Wayang Orang (GWO) dan membangun masjid raya serta convention hall, penataan juga menyentuh ke lahan bekas gedung bioskop Solo Theatre.

Advertisement

Lahan bekas gedung bioskop itu akan digunakan Pemkot Solo untuk membangun plaza atau ruang publik. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Solo, Agus Djoko Witiarso, mengatakan lahan bekas gedung Solo Theatre representatif untuk dibangun ruang publik.

Dia memastikan lahan bekas gedung Solo Theatre di kawasan Sriwedari itu bukan untuk membangun gedung wayang orang (GWO) baru. “Pembangunan GWO tetap di lahan GWO sekarang. Tapak GWO tidak pindah. Jadi GWO tidak di lahan bekas Solo Theatre. Lahan bekas Solo Theatre untuk plaza,” kata Agus saat diwawancarai Solopos.com soal penggunaan lahan bekas gedung Solo Theatre yang sekarang kosong, Senin (16/1/2017).

Agus enggan menjelaskan lebih lanjut soal konsep plaza yang akan dibangum di lahan bekas gedung Solo Theatre karena masih dalam perencanaan. Dia menyebut Pemkot tahun ini akan membuat detail engineering design (DED) pembangunan GWO.

Advertisement

Menurut Agus, pembangunan fisik GWO kemudian ditindaklanjuti Dinas Pariwisata (Disparta) Solo. “Kami hanya menyiapkan konsep gagasan dan tindak lanjut DED. Untuk fisiknya enggak tahu di Dinas Pariwisata atau di mana. Setahu saya tindak lanjut fisik sesuai tupoksi [tugas, pokok dan fungsi] ada di Dinas Pariwisata,” jelas Agus.

Agus menambahkan penyusunan DED pembangunan majid raya juga dikerjakan tahun ini. Disinggung soal lokasi pembangunan masjid raya, dia tidak memberi jawaban pasti. Agus hanya memastikan masjid raya akan dibangun di kawasan Sriwedari.

Ditanya apakah masjid raya ditempatkan di lahan yang kini digunakan untuk THR Sriwedari, dia menyebut ada di sekitar situ. “Kemarin sudah ada penempatan masjid raya di kawasan Sriwedari. Sudah ada tata pola bangunannya. DED pembangunan masjid raya digarap tahun ini setelah melewati proses sayembara desain. Soal lokasi pembangunan masjid raya, persisnya ada di sekitar itu [THR Sriwedari],” papar Agus.

Advertisement

Diwawancarai terpisah, Sekretaris Panitia Sayembara Desain Masjid Raya, Iswan Fitradias, mengatakan tahap penjurian sayembara tiga paket desain, yakni GWO, masjid raya, serta convention hall dan expo center telah rampung setelah melewati tahap penilaian oleh tim juri pada Senin-Rabu (28-30/11/2016) lalu.

Hanya, sayembara itu gagal mendapatkan pemenang. “Fungsi GWO dibuat bukan hanya untuk pentas wayang orang, tapi bisa juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai jenis seni pertunjukan. Rata-rata hasil karta peserta belum mampu menerjemahkan kriteria itu. Selain itu, mereka belum memahami ruang-ruang khusus seperti tata ruang, gamelan, dan lain sebagainya,” jelas Iswan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif