News
Minggu, 15 Januari 2017 - 07:30 WIB

KISAH UNIK : Mirip Klinik, Beli Jenang Brayat Solo Pakai Nomor Antre

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai Jenang Brayat Solo (Facebook)

Kisah unik tentang kedai jenang yang mengharuskan pembelinya mengambil nomor antrean layaknya klinik dokter.

Solopos.com, SOLO – Jenang merupakan salah satu penganan tradisional favorit masyarakat di Kota Solo. Penganan yang terbuat dari tepung beras dan disajikan dengan santan sera juruh atau gula Jawa yang diencerkan itu digemari karena memiliki rasa yang manis dan legit.

Advertisement

Rasanya yang enak membuat banyak orang menjajakannya. Tapi, dari sekian ratus kedai jenang yang ada di Solo, Jenang Brayat menjadi salah satu kedai yang paling laris.

Lihat Video Beli Jenang Pakai Nomor Antre Di Sini

Advertisement

Lihat Video Beli Jenang Pakai Nomor Antre Di Sini

Jika dilihat, sekilas kedai yang berada di depan Rumah Sakit Brayat Minulya, Depok, Manahan, Banjarsari, Solo itu terkesan biasa dan jauh dari kata mewah. Pasalnya, kedai tersebut hanya  dilengkapi dengan gerobak kayu sederhana, meja kayu, beberapa kursi plastik, dan kain sebagai penutup. Namun, siapa sangka, kedai tersebut memiliki banyak pelanggan.

Saking ramainya, para pelanggan harus rela mengantre menggunakan nomor urut mirip antrean di klinik. Kedai yang buka sejak pukul 11.00 WIB itu bahkan bisa menjual habis seluruh dagangan hanya dalam dua jam. Ada berbagai jenis jenang yang dijual di sana, seperti jenang sumsum, grendul, pati garut, mutiara, dan ketan hitam. Seporsi jenang tersebut dijual dengan harga Rp4.000, cukup murah bukan?

Advertisement

“Saya bisa sampai tiga kali beli jenang ini dalam sepekan. Rasanya enak lain daripada yang lain. Harganya juga enggak terlalu mahal-lah,” tutur Tumini seperti terekam dalam video yang diunggah Solopostv, Sabtu (14/1/2017).

Kedai jenang sederhana merupakan usaha turun temurun yang dikelola oleh Sri Mulyani. Sebelum berjualan di depan RS Brayat Minulya, ia menjajakkan jenang buatannya dengan cara berkeliling kampung. Namun, pada awal 2016 ia memutuskan untuk membuka lapak di depan RS Brayat Minulya karena sebagian pelanggannya adalah karyawan di rumah sakit tersebut.

Menurut Widodo, suami Sri Mulyani, sejak berjualan di lapak tersebut penghasilan mereka semakin meningkat. Dalam sehari, istrinya itu biasa mengolah jenang dari 15 kg tepung beras setiap hari yang membuatnya meraup omzet tak kurang dari Rp500.000.

Advertisement

Jika penasaran dengan rasa jenang buatan Sri Mulyani, Anda harus siap mengantre di lapak sederhana miliknya di depan RS Brayat Minulya. Selamat mencoba. (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif