Teknologi
Minggu, 15 Januari 2017 - 09:00 WIB

Cepat Lakukan Ini Jika Telanjur Sebar Berita Hoax di Facebook

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Holy Kaw!)

Facebook punya keunggulan untuk memperbaiki berita hoax.

Solopos.com, JAKARTA — Pengguna media sosial yang menyebarkan informasi dari suatu sumber dan kemudian diketahui sebagai hoax, diimbau untuk segera melakukan klarifikasi.

Advertisement

“Intinya itu klarifikasi sesegera mungkin. Yang membuat kesalahan bukan kita saja. Kalau ketahuan salah, mengaku saja dan memberikan klarifikasi yang benar,” kata ahli sains informatika Ismail Fahmi di Jakarta, Kamis.

Pendiri lembaga pemantau media Awesometric itu mencontohkan pengguna media sosial Facebook yang dinilainya sangat gampang membagikan unggahan dari berbagai sumber. “Misalnya di Facebook, kan gampang untuk share, kalau baru tahu itu hoax, langsung bisa di-edit dan diperbarui lagi. Itu kelebihan Facebook yang bisa kita manfaatkan,” katanya.

Lebih lanjut, Fahmi berharap pemerintah bisa menghadirkan situs pengecek fakta sehingga masyarakat tidak gampang termakan berita-berita hoax, terutama dari media sosial.

Advertisement

Melalui situs tersebut, masyarakat dapat mengetahui apakah informasi tersebut hoax atau tidak berdasarkan penjelasan dan data yang diberikan.

“Jadi orang akan lari ke situ untuk mencari informasi,” ujarnya.

Berbicara mengenai berita hoax, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyarankan pengguna media sosial untuk mengecek ulang informasi yang didapat sebelum membagikannya.

Advertisement

Cek dari mana sumber berita tersebut berasal. Bila bersumber dari media, pengguna internet dapat membuka situs resmi dewanpers.or.id untuk melihat nama media yang terdaftar di organisasi pers tersebut.

Bila ragu karena media tersebut tidak terdaftar di Dewan Pers, Stanley menyarankan untuk tidak meneruskan informasi tersebut ke orang lain.

Sumber informasi yang jelas bukan satu-satunya tolak ukur layak disebarkan. Dewan Pers menyarankan kembali menilai apakah informasi tersebut bermanfaat untuk disebarkan.

“Kalau menimbulkan kebencian, sebaiknya tidak usah disebarkan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif