Cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi hingga Februari 2017.
Harianjogja.com, KULONPROGO — Hujan secara parsial yang terjadi di wilayah Kulonprogo beberapa waktu terakhir mengakibatkan sejumlah kerusakan. Masyarakat khususnya di daerah utara Kulonprogo diminta mewaspadai angin kencang.
Baca Juga : CUACA EKSTREM : Angin Kencang Diprediksi hingga Februari, Warga Diimbau Waspadai
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Gusdi Hartono menyampaikan berkaca pada kejadian di Sleman beberapa waktu lalu, ia berharap mitigasi bencana bisa segera diterapkan oleh warga Kulonprogo. Terlebih lagi, area utara Kulonprogo dianggap memiliki kemiripan kontur lahan dan cuaca dengan areal Sleman. Sementara itu, meski masih ada sejumlah bencana longsor, jumlah kejadian tidak siginifikan dibandingkan kejadian pada Desember lalu.
Sedikitnya 9 kejadian pohon tumbang terjadi selama sepekan lalu di Kecamata Kokap, Sentolo, Girimulyo, Pengasih, dan Wates. Sebagian besar pohon tumbang dan menutup akses jalan. Selain itu, pohon juga menimpa rumah warga sekitar. Pohon yang tumbang diterpa angin kencang ini memiliki diamater beragam mulai dari 20 hingga 40 sentimeter.
Salah satu sambungan listrik juga sempat putus akibat terkena pohon yang tumbang. Bahkan, sejumlah warga sempat dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka terkenan reruntuhan bangunan yang ikut rubuh. Kejadian pohon tumbang sendiri biasanya langsung dikondisikan oleh masyarakat setempat bersama dengan Tim Reaksi Cepat (TRC). Batang pohon yang melintang beserta material reruntuhan langsung dibersihkan.
Sebelumnya, Budi Antono, penjabat Bupati Kulonprogo mengatakan harus ada penanganan yang efektif untuk sejumlah kejadian bencana di Kulonprogo termasuk angin kenang dan tanah longsor. Pasalnya, bencana ini berdampak tak hanya di satu titik namun juga sekitarnya.
”Kami harus berpikir keras karena juga memikirkan penangan di sekitarnya,”ujarnya, Jumat (13/1/2017)