Soloraya
Jumat, 13 Januari 2017 - 08:10 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Pengoperasian Angkutan Feeder Rentan Picu Konflik, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkutan pengumpan Batik Solo Trans (BST) terparkir di Kantor Dishub Kota Solo, Selasa (10/1/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, pengoperasian angkutan feeder berpotensi memicu konflik.

Solopos.com, SOLO — Pengoperasian 41 unit minibus baru untuk sarana angkutan pengumpan (feeder) masih terganjal sejumlah hal. Salah satunya soal rute yang bakal dilalui armada yang dibeli dengan dana APBD Kota Solo dan Bantuan Gubernur (Bangub) Jawa Tengah (Jateng) itu.

Advertisement

Penetapan rute ini jika tak dikaji dengan baik berpotensi menimbulkan masalah. Dalam rapat program kerja Dinas Perhubungan (Dishub) dengan Komisi III DPRD Solo, Pemkot menginginkan rute-rute ini komprehensif dan menunjang pengoperasian armada lain.

Salah satunya adalah terkoneksi dengan Bus Batik Solo Trans (BST). Namun demikian, Dishub harus mempertimbangkan suara koperasi angkuta yang bakal menjalankannya.

“Dishub inginnya komprehensif agar jalur-jalur yang dilalui baik BST maupun minibus itu terkoneksi. Tapi, para pengusaha angkuta tentunya sudah memiliki rute sendiri-sendiri. Dulu mereka pernah minta untuk tidak ada perubahan trayek,” papar Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, kepada wartawan, Kamis (12/1/2017).

Advertisement

Sugeng berharap Dishub tak asal memutuskan. Artinya, jika memang nantinya trayek baru tidak sesuai rencana seperti tak tertutupnya biaya operasional, perlu dilakukan evaluasi. Meskipun dalam hal ini, rute baru angkutan pengumpan ini disusun sudah berdasarkan kajian kebutuhan transportasi publik.

“Tak mudah bagi para pelaku usaha ini untuk membuka rute baru. Mereka mesti mulai dari awal dan ini potensi bentrok dengan yang lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kabid Angkutan Dishub Solo, Taufiq Muhammad, menargetkan trayek angkuta ini bisa menjangkau wilayah perbatasan, kawasan perumahan, sekolah, kantor, pasar, terintegrasi dengan BST, dan bisa memanfaatkan jalur contra flow yang sudah disiapkan.

Advertisement

Dishub merencanakan minibus ini bakal mulai beroperasi Februari 2017. Salah satunya direncanakan beroperasi di dua koridor baru, yakni Perumnas Mojosongo- Semanggi (pulang-pergi) dan Kadipiro-Solo Baru (pulang-pergi).

“Kebutuhan total minibus ini 250 unit. Kami sudah memiliki 41 unit. Tahun ini kami anggarkan untuk pembelian 30 unit lagi dengan alokasi dana APBD Rp6 miliar,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif