Jogja
Jumat, 13 Januari 2017 - 03:40 WIB

PROYEK PEMBANGUNAN : Merasa Tak Dimintai Izin, Warga Slanggen Protes Kegiatan Proyek

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Jogja/Arief Junianto Seorang pengendara sepeda motor harus berjalan pelan lantaran jalanan yang licin di sekitar lokasi proyek yang berada di Dusun Slanggen, Desa Timbulharjo, Kamis (12/1) siang. Sementara spanduk bernada protes sengaja dipasang oleh warga yang terdampak debu proyek tersebut. (Harian Jogja/Arif Junianto)

Salah satu proyek pembangunan yang ada di kawasan Dusun Slanggen Desa Timbulharjo dipersoalkan warga sekitar

Harianjogja.com, BANTUL-Salah satu proyek pembangunan yang ada di kawasan Dusun Slanggen Desa Timbulharjo dipersoalkan warga sekitar. Pasalnya, selain tak adanya izin dari warga, dampak proyek itu juga dinilai merugikan warga.

Advertisement

Soeharso Oetomo, salah satu warga RT 03 Dusun Slanggen menjelaskan, sejak proyek itu dimulai, sekitar Senin (9/1) lalu, dirinya memang sudah menduga ada yang tak beres. Pasalnya, ia yang menempati rumah dengan jarak terdekat dari lokasi proyek di lahan seluas 2.500 meter persegi itu mengaku sama sekali tak pernah diajak berkomunikasi, baik oleh pemborong penggarap proyek, maupun pemilik lahan. “Bahkan sampai sekarang, mereka tak ada yang menemui saya. Tak hanya itu, sebagai warga terdekat, saya sendiri tidak tahu rencananya di situ akan dibangun apa,” katanya.

Tak hanya itu, Selasa (10/1) lalu, sejumlah warga yang berada di tepi jalan sempat mendatangi kediamannya. Selaku warga yang dituakan, ia diminta warga untuk menyampaikan keluhan mereka.

Dijelaskannya, warga yang kebanyakan membuka usaha toko kelontong itu mengeluhkan tebalnya debu dari truk-truk proyek yang melintas di depan toko mereka. Akibatnya, barang-barang dagangan mereka pun tertutup debu yang cukup tebal. “Kalau sudah begitu, pembeli kan tidak mau beli,” katanya.

Advertisement

Hartom, sapaan akrabnya, mengatakan, beberapa hari lalu, Kepala Dusun Slanggen sempat mendatanginya sambil membawa amplop yang diduganya berisi uang. Namun lantaran Kepala Dusun tak bisa menjelaskan detail asal muasal uang itu, ia pun enggan menerimanya. “Saya itu tak minta uang, saya hanya minta diajak rembug,” katanya.

Dibenarkan Tumirah, salah satu warga pemilik toko. Diakuinya, kini setiap pagi ia harus membersihkan debu-debu tebal yang menyelimuti barang dagangannya. “Beruntung, beberapa hari ini ada hujan, jadi debunya tak begitu banyak,” katanya.

Ia menambahkan, meski tak ada debu, namun hujan membuat jalanan menjadi licin. Setidaknya, sejak ada proyek itu, sudah ada dua kali kecelakaan lalu lintas yang terjadi menimpa pengendara motor. Dikatakannya, kedua pengendara motor itu terjatuh akibat terpeleset jalanan yang licin. “Kalau pas hujan jalanan memang menjadi sangat licin karena bekas-bekas tanah liat,” ucapnya.

Advertisement

Sayangnya, saat Harian Jogja mendatangi lokasi proyek, tak ada satu pun yang bersedia berkomentar. Beberapa pekerja yang kebanyakan berasal dari Purbalingga mengatakan, pimpinan mereka tengah tidak berada di lokasi. Bahkan mereka pun enggan mengatakan bangunan apa yang akan dibangun di lokasi itu. “Atasan kami sedang keluar, Mas. Kami tak bisa kasih jawaban apa-apa. Kami cuma diminta menguruk lahan ini saja dulu,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif