Soloraya
Jumat, 13 Januari 2017 - 20:40 WIB

PENDIDIKAN SRAGEN : Siswi SMP Dipermalukan, Disdikbud Evaluasi Program Adiwiyata

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joko Purwanto, 37, ayah dari AK, 13, menunjukkan surat edaran terkait permohonan sumbangan dana untuk program Sekolah Adiwiyata di SMPN 1 Masaran. Foto diambil di rumah orang tua Joko di Masaran, Kamis (12/1/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pendidikan Sragen, Disdikbud berencana mengevaluasi program sekolah adiwiyata.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen bakal mengevaluasi pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata. Disdikbud berharap program Sekolah Adiwiyata bisa berjalan sesuai petunjuk teknis (juknis) tanpa harus membebani orang tua siswa.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan SMP Disdikbud Sragen, Hadi Sutopo, kepada Solopos.com seusai mendatangi SMPN 1 Masaran, Jumat (13/1/2017). Sebelumnya, seorang siswi sekolah tersebut, AK, menolak masuk sekolah setelah dipermalukan gurunya di depan teman-teman sekelasnya, Rabu (11/1/2017).

Menurut Sutopo, esensi program Sekolah Adiwiyata adalah menjadikan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan nyaman untuk belajar. Program ini bisa dijalankan tanpa harus mengeluarkan biaya besar yang dibebankan kepada orang tua siswa.

“Program ini tidak perlu dipaksakan untuk mengubah [merehab] segalanya. Yang utama itu menciptakan pola berbudaya lingkungan yang sehat, mulai dari guru, siswa, dan semua yang ada di lingkungan sekolah,” kata Sutopo.

Advertisement

Program Sekolah Adiwiyata bisa diselenggarakan dengan mengurangi penggunaan plastik serta menciptakan sanitasi yang sehat. Menurutnya, sekolah tidak perlu membangun sarana sanitasi baru yang pada akhirnya membebani orang tua siswa.

“Sanitasi yang sudah ada itu cukup dijaga kebersihannya. Butuh kreativitas dalam menyediakan sarana dan prasarana sehingga tidak menyedot uang banyak. Segera kami akan evaluasi program Sekolah Adiwiyata ini supaya dijalankan sesuai juknis,” jelas Sutopo.

Di sisi lain, Sutopo meminta komite SMPN 1 Masaran menyediakan kuitansi sebagai bukti pembayaran sumbangan penunjang program Sekolah Adiwiyata tersebut. Sutopo juga meminta perwakilan sekolah mendatangi rumah AK, siswi Kelas VII SMPN 1 Masaran, yang enggan masuk sekolah setelah dipermalukan seorang guru di hadapan teman-teman sekelasnya pada Rabu (11/1/2017) lalu.

Advertisement

“Saya minta sekolah dan komite bisa home visit untuk meminta maaf kepada siswa itu. Kami minta mereka membujuk dia untuk kembali bersekolah karena guru itu tidak ada maksud untuk melecehkan siswa,” jelas Sutopo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif