Soloraya
Kamis, 12 Januari 2017 - 08:00 WIB

Inilah "Orang Sakti" Sragen Mampu Sembuhkan Orang-Orang Bermasalah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jogoboyo Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Haryanto (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Warga Sragen yang satu ini dipandang sebagai “orang sakti”.

Solopos.com, SRAGEN — Rumah beratap genting metal itu berdiri di tebing yang berjarak sekitar tujuh meter dari bibir Waduk Gebyar, Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen. Rumah itu bisa dijangkau dengan mengitari waduk yang memiliki daya tampung air sebesar 701.295 meter kubik ini.

Advertisement

Rumah itu merupakan kediaman Haryanto, jogoboyo Desa Jambeyan. Hari itu, Rabu (11/1/2017), saat Solopos.com berkunjung ada QD, 16, seorang remaja yang pernah menjadi seorang kleptomania. QD sudah lupa berapa banyak dia mencuri uang dan barang milik orang lain.

Kebiasaan itu muncul saat QD masih berusia 13 tahun. “Biasanya saya mencuri uang. Uang itu saya gunakan untuk jajan. Orang tua sudah pasrah. Warga sekitar sempat ingin mengusir saya hingga akhirnya saya berada di sini,” jelas QD.

QD sudah ditawari Haryanto untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Akan tetapi dia memilih menggembala kambing. Setiap hari, dia menggembalakan puluhan kambing milik Haryanto. “Saya benar-benar ingin bertaubat. Saya tidak ingin mengulangi kesalahan saya,” ujar QD.

Advertisement

Selain IK dan QD, di rumah itu masih ada LA. Gadis remaja berusia 14 tahun itu sudah kecanduan minuman keras (miras). Kebiasaannya nongkrong di warung internet (warnet) bersama teman-temannya membawa perubahan signifikan pada prilakunya.

Kecanduan Miras

Orang tua LA sudah berusaha keras menjauhkan dia dari miras. Akan tetapi, upaya orang tua tidak membuahkan hasil. Akibat kecanduan miras itu, LA akhirnya dikeluarkan oleh sekolah. “Saya dikeluarkan karena dianggap melanggar aturan. Sudah sering diperingatkan tetapi tidak pernah saya gubris,” terang LA.

Advertisement

Selama ini Haryanto memang dikenal sebagai penampung orang-orang “terbuang” dari keluarga maupun masyarakat. Haryanto pernah berhasil mengajak taubat seorang pekerja seks komersial (PSK) yang biasa mangkal di kawasan Objek Wisata Pemandian Air Hangat Bayanan. Perempuan itu kemudian dinikahkan dengan pria baik-baik.

Rumah Haryanto juga pernah menjadi lokasi penampungan para pemuda yang hobi berjudi, mencuri, pesta miras hingga pesta narkoba. Para pemuda itu kemudian diajak bekerja di bidang tambang galian C.

Beberapa di antara mereka sudah sukses menjadi pengusaha tambang galian C. Tiga orang dengan gangguan jiwa juga pernah ditampung di rumah Haryanto hingga mereka sembuh.

“Sebenarnya tidak ada jurus istimewa yang bisa membuat mereka meninggalkan kebiasaan buruk itu. Saya hanya meminta mereka tinggal di sini. Saya ingin mereka nyaman tinggal di rumah saya. Setelah mereka nyaman, saya mulai berbicara dengan mereka. Setelah mengutarakan segala permasalahannya, saya baru memberi nasihat kepada mereka secara pelan-pelan,” papar Haryanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif