Jateng
Rabu, 11 Januari 2017 - 05:50 WIB

PON 2016 : KONI Jateng Dampingi 2 Atlet Binaraga Terduga Pengguna Doping

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi laga cabang olah raga binaraga di PON XIX Jawa Barat 2016. (JIBI/Solopos/Antara)

PON 2016 di Jawa Barat diwarnai dugaan tiga atlet Jateng menggunakan doping, dua di antara mereka adalah binaragawan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jateng menyatakan kesiapan memberikan pendampingan bagi dua atlet binaraga yang diduga menggunakan doping saat tampil pada PON XIX Jawa Barat 2016 di Bandung, September lalu.

Advertisement

Kedua atlet binaraga yang dituduh menggunakan doping itu, yakni Mualipi asal Boyolali dan Mheni, akan diberi kesempatan membela diri atas tuduhan tersebut di depan Pengurus Besar (PB) PON dan Persatuan Angkat Berat, Angkat Besi, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) serta beberapa lembaga yang berwenang lainnya. “Kami siap mendampingi mereka dalam memberikan pembelaan. Kami tahu mereka tidak bersalah,” ujar Wakil Ketua Umum III Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jateng, Sudarsono, saat dihubungi Semarangpos.com, Selasa (10/1/2016).

Sudarsono menyebutkan hingga kini pihak KONI maupun PABBSI Jateng belum menerima surat dari PB PON terkait dugaan penggunaan doping yang dilakukan Mualipi dan Mheni. “Sampai saat ini kami belum menerima surat pemberitahuan secara resmi dari PB PON. Seandainya sudah kami bisa melakukan koordinasi dan mengambil langkah-langkah untuk membela kedua atlet itu,” ujar Sudarsono.

Sebelumnya PB PON melalui Ketua Umum, Ahmad Heryawan, atau Aher menyatakan ada 14 atlet peraih medali pada PON 2016 yang terindikasi menggunakan doping. Dari 14 atlet itu dua di antaranya berasal dari Jateng, yakni Mualipi yang sukses menyumbang medali emas pada kelas 70 kg, dan Mheni yang meraih medali perak binaraga di kelas 60 kg.

Advertisement

Atas prestasi itu, kedua binaragawan tersebut juga telah mendapatkan bonus dari Pemprov Jateng. Bonus yang baru diterima kedua atlet itu sekitar 40% dari seharusnya. “Untuk masalah bonus apakah akan ditarik atau tidak jika mereka terbukti menggunakan doping kami belum pikirkan. Mungkin jika benar terbukti, sisa bonus yang belum diberikan bakal disetop,” beber Sudarsono.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif