Soloraya
Rabu, 11 Januari 2017 - 19:46 WIB

MISTERI SOLORAYA : Tak Retak Saat Gempa 2006, Ternyata Ini Rahasia Pabrik Tua Gembongan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bekas bangunan PG Gembongan, Kartasura, Sukoharjo (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Misteri Soloraya kali ini mengenai pabrik tua Gembongan, Kartasura, Sukoharjo.

Solopos.com, SOLO — Bangunan-bangunan kuno biasanya selalu menyimpan misteri. Dari mulai kisah-kisah misteri mengenai mahluk dunia lain, keangkeran bangunan hingga soal sejarah bangunan itu.

Advertisement

Bekas PG Gembongan Kartasura SUkoharjo (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Salah satunya bangunan pabrik tua di Gembongan tepatnya sekitar 100 meter arah utara dari Jl A Yani, Gembongan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Pabrik tua yang dulunya merupakan Pabrik Gula (PG) Gembongan, Kartasura terletak di Dusun Tegalmulyo, Desa Pabelan.

Advertisement

Salah satunya bangunan pabrik tua di Gembongan tepatnya sekitar 100 meter arah utara dari Jl A Yani, Gembongan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Pabrik tua yang dulunya merupakan Pabrik Gula (PG) Gembongan, Kartasura terletak di Dusun Tegalmulyo, Desa Pabelan.

Dulunya pabrik gula ini dikenal dengan nama Suikerfabriek Kartasoera Solo. Akhir Desember 2016 lalu, wartawan Solopos.com, Mariyana Ricky, mengunjungi pabrik tua itu, ditemui penjaga PG Gembongan, Widodo.

Kali pertama memasuki area pabrik, dua rumah kecil berada di samping kanan dan kiri.Bangunan tersebut konon berfungsi sebagai kantor satpam dan administrasi. Gerusan musim selama dua abad tak lantas membuatnya ringkih. Kompleks pabrik lawas itu masih tampak kokoh.

Advertisement

“Saat gempa Jogja 2006, saya menyaksikan seluruh bangunan bergoyang, tapi setelah dicek ternyata sama sekali tidak ada keretakan,” kata dia, Selasa.

PG Gula Kartasura Solo tahun 1930-an (KITLV.nl)

Kekokohan bangunan itu diprediksi lantaran campuran materialnya menggunakan tetes tebu atau molasses. Penggunaan molasses dipercaya mengurangi rongga udara di dalam bangunan sehingga lebih kuat dan kokoh.

Advertisement

Widodo menyebut, tak ada bangunan yang dikurangi sejak pabrik berdiri. Justru, para pemilik pabrik yang silih berganti membuat beberapa bangunan baru di lingkungan pabrik yang beralamat di Dusun Tegalmulyo, Desa Pabelan itu.

“Kalau dirunut, pasca 1968, bangunan dibeli oleh PT Karep Bojonegoro yang digunakan untuk pengasapan tembakau sampai 1985. Sesudah itu pada 1975-1984 dibeli PT Pandusata Utama, lalu sempat menjadi milik PT Indonesia Dwi Sembilan, PT Jitu, hingga dua tahun terakhir jadi milik PT Sinar Grafindo,” jelasnya.

Kendati sempat beberapa kali berpindah tangan, namun aktivitas harian di pabrik itu benar-benar terhenti pada 1986. Setelah itu, pabrik hanya digunakan untuk gudang penyimpanan, transit, atau bongkar muat yang tidak melibatkan banyak karyawan.

Advertisement

“Karena itu sempat tersiar kabar mengenai angkernya PG Gembongan. Saking angkernya, salah satu tayangan misteri sempat menggelar syuting di lokasi ini,” ungkap Widodo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif