Jogja
Rabu, 11 Januari 2017 - 11:20 WIB

CUACA EKSTREM : Berpotensi Bencana, Pohon Rindang Perlu Diinventarisasi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah forklift digunakan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Badan lingkungan Hidup (BLH) Sleman, TNI, Plori dan relawan untuk mengevakuasi pohon beringin yang tumbang di simpang tiga Kronggahan, Mlati, Sleman, Senin (09/01/2017). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Cuaca ekstrem di Jogja menyebabkan banyak pohon tumbang karena angin

Harianjogja.com, JOGJA- BPBD DIY menempatkan pohon rindang sebagai salahsatu potensi bencana pohon tumbang. Oleh karena itu BPBD DIY menyarankan kepada BPBD kabupaten/kota serta masyarakat untuk melakukan inventarisasi pohon rindang untuk ditindaklanjuti.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD DIY Krido Suprayitno mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir pohon tumbang menjadi ancaman bencana tersendiri. Pohon tersebut selain berada di lingkungan ruang publik, perkantoran juga di kawasan permukiman penduduk. Pihaknya menempatkan kawasan di sekitar pohon rindang termasuk rentan terjadinya bencana.

“Sudah saatnya berkaitan dengan pohon rindang untuk diinventarisasi kembali berkaitan dengan tingkat kerentanan terhadap pohon rindang. Ini dominasi DIY itu berada di permukiman,” terangnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (10/1/2017).

Setelah dilakukan inventarisasi harus ditindaklanjuti dengan melakukan pengurangan terhadap dahan pohon untuk mengurangi beban. Masyarakat perlu melakukan pemangkasan tanpa harus menunggu perintah dari aparat. Di sisi lain Krido juga mengingatkan pentingnya keberadaan pohon untuk tetap dilestarikan.

Advertisement

“Pohon rindang dalam rangka pengurangan resiko bencana karena untuk menangguangi longsor, tetapi harus paham keberadaannya harus diwaspadai,” kata dia.

Ia menambahkan, kewaspadaan bagi yang tinggal di sekitar pohon rindang perlu ditingkatkan. Mengingat, berdasarkan informasi BMKG DIY, cuaca ekstrim itu terjadi pada puncaknya antara Januari hingga Februari di tahun 2017 ini. Untuk kegiatan pengurangan resiko bencana pihaknya mengedepankan partisipatif daripada responsif.

“Kalau responsif mungkin kejadiannya lain, begitu melihat ada peningkatan cuaca entah angin, air sungai, masyarakat secara mandiri berupaya mengatasi diri sendiri. Garda terdepan teman relawan dan BPBD di kabupaten/kota,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif