Soloraya
Rabu, 11 Januari 2017 - 10:30 WIB

AGENDA WISATA SOLO : Jelang Imlek, Pasar Gede Bertabur Lampion

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deretan lampion yang sudah terpasang di kompleks Pasar Gede, Selasa (10/1/2016). (Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos)

Pasar Gede hari ini sudah bertabur lampu lampion.

Solopos.com, SOLO – Bola lampion merah mulai menghiasi area sekitar Pasar Gede Hardjonagoro, Solo, Selasa (10/1/2016). Sejak dua hari lalu, berderet lampion Solo Imlek Festival (SIF) 2568/2017 dipasang bertahap.

Advertisement

Seperti tahun sebelumnya, gapura besar yang menandai pusat perayaan tahun baru Imlek di Kota Bengawan tersebut juga telah berdiri. 2017 ini perhelatan SIF dimulai pada 17 Januari. Saat itu, 5.000 lampion yang melayang di atas jalanan dari ujung Gladak hingga simpang empat Warung Pelem atau Optik Melawai mulai dinyalakan. Pendar apik lampunya dipastikan bakal menjadi latar belakang foto yang menarik.

Ya, tahun baru Imlek di kota kelahiran Presiden Jokowi selalu menyajikan nuansa berbeda dibanding kota lainnya. Semangat pluralisme yang harmoni terus menjadi pemantik event tahun demi tahun. Keriuhan gelaran anual itu menjadi magnet yang memikat pengunjung.

Ketua Panitia Bersama SIF, Sumartono Hadinoto, mengatakan rangkaian acara SIF 2568/2017 dimulai pada 21 Januari lewat acara donor darah yang dilanjutkan Festival Grebeg Sudiro pada 22 Januari. Grebeg Sudiro adalah perayaan perpaduan dari masyarakat Tionghoa-Jawa, yang ditandai arak-arakan gunungan.

Advertisement

“Selain lampion, patung 12 zodiac Tionghoa tetap dihadirkan di sepanjang Koridor Jenderal Sudirman, ditambah enam lampion ayam sesuai shio tahun ini yakni ayam api, kemudian patung panda dan dewa uang,” kata dia, Selasa.

Seluruh perayaan tersebut bakal ditutup dengan lampion terbang dan pesta kembang api pada 27 Januari malam. Saat acara berlangsung, panitia berencana menjadikan area Pasar Gede sebagai kawasan car free night (CFN) berkoordinasi dengan Pemkot Solo.

“Kami bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), dan Indonesia Marketing Assosiation (IMA) membuka tiga paket promosi dalam rangka SIF termasuk pre-event dan pasca-event. Kami berharap acara ini terus berlangsung sebagai akulturasi budaya, pluralisme, dan toleransi yang luar biasa. Kami juga berharap event ini bisa menjadi alternatif perayaan Imlek yang selama ini fokusnya selalu di Singkawang,” kata Sumartono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif