Soloraya
Selasa, 10 Januari 2017 - 22:15 WIB

PENYAKIT LANGKA : "Manusia Kayu" asal Sragen Diduga Menderita Bamboo Spin

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota tiga komunitas di Sragen mengunjungi Sulami, 35, wanita dengan penyakit langka di rumahnya, Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, Minggu (8/1/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penyakit langka, DKK Sragen belum bisa memastikan penyakit apa yang diderita “manusia kayu”.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen berencana mengunjungi Sulami, 35, wanita yang sebagian besar anggota badannya sudah berubah jadi kaku sehingga dijuluki manusia kayu ada Rabu (11/1/2017).

Advertisement

Sekretaris DKK Sragen Hargiyanto belum bisa memastikan jenis penyakit yang diderita warga Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen itu. Dia menduga Sulami menderita penyakit bamboo spin atau punggung bambu dengan istilah medis Ankylosing Spondylitis.

Penyakit ini bisa mengakibatkan menyatunya tulang-tulang belakang. Gejala penyakit ini diawali munculnya radang pada sendi tulang belakang, sendi antara tulang belakang dan panggul.

Meski begitu, Hargiyanto mengakui biasanya jenis penyakit ini tidak menjalar ke tulang lengan maupun tulang kaki. “Kalau tangan dan kakinya juga berubah jadi kaku, mungkin bukan bamboo spin. Saya perlu melihat orangnya dan mengecek kondisinya. Besok [hari ini] saya akan ke rumahnya. Saya sudah berniat ke sana kemarin [Senin], tapi belum ada waktu,” jelas Hargiyanto kepada Solopos.com, Selasa (10/1/2017).

Advertisement

Sudah 20 tahun terakhir, tubuh Sulami berubah menjadi kaku. Gejala penyakit itu muncul saat Sulami masih berusia 10 tahun, tepatnya ketika masih duduk di bangku Kelas IV SD.

Saat itu, bagian punggung Sulami terdapat benjolan. Bersamaan dengan itu, tangan kanannya mulai berubah jadi kaku. Setelah itu, secara bergantian seluruh anggota badannya menyusul menjadi kaku.

Dia masih bisa berjalan di tengah keterbatasan. Warga sekitar menjulukinya sebagai manusia kayu karena tubuhnya berubah kaku layaknya kayu.

Advertisement

Sulami merupakan anak kembar. Paniyem, saudara kembar dia sudah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa tiga tahun silam. Paniyem juga mengalami nasib serupa dengan Sulami.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif