Soloraya
Selasa, 10 Januari 2017 - 10:45 WIB

HAUL HABIB ALI SOLO : Jelang Haul di Pasar Kliwon, Pebisnis Gencarkan Promosi Wisata

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI. (JIBI/SOLOPOS/Dok.)

Haul Habib Ali Solo digelar 18-20 Januari 2017.

Solopos.com, SOLO — Peringatan Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi mendorong perkembangan ekonomi dan pariwisata Kota Solo. Momen ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi agenda wisata 2017 dan mengenalkan usaha kecil menengah (UKM) unggulan.

Advertisement

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengungkapkan haul merupakan salah satu bentuk wisata minat khusus, yakni wisata religi.

Wisatawan yang datang tidak hanya karena memiliki uang dan waktu tapi juga termotivasi karena merasa sebuah kebutuhan atau keharusan. Hal ini pun berdampak signifikan terhadap perkembangan pariwisata dan perputaran ekonomi di Kota Bengawan.

Advertisement

Wisatawan yang datang tidak hanya karena memiliki uang dan waktu tapi juga termotivasi karena merasa sebuah kebutuhan atau keharusan. Hal ini pun berdampak signifikan terhadap perkembangan pariwisata dan perputaran ekonomi di Kota Bengawan.

“Peserta haul ini 100% berasal dari luar Soloraya sehingga potensinya sangat besar. Bahkan acara ini lebih efektif datangkan wisatawan jika dibandingkan festival dan karnaval yang kebanyakan diikuti peserta dari Soloraya,” ungkap Daryono, Senin (9/1/2017).

Oleh karena itu, promosi wisata 2017 harus dilakukan secara maksimal supaya peserta haul bisa kembali datang ke Solo. Asita Solo, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BBPIS), serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo berencana membuka booth untuk kenalkan potensi wisata mengingat tidak hanya wisatawan nusantara (wisnus) yang datang tapi juga wisatawan mancanegara (wisman) asal Malaysia.

Advertisement

“Satu orang yang datang diperkirakan menghabiskan dana Rp1 juta-Rp1,5 juta. Jumlah peserta haul tahun lalu sekitar 150.000 orang sehingga diperkirakan minimal perputaran uang di Solo Rp150 miliar-Rp225 miliar. Namun hal ini bisa tambah tinggi karena jumlah yang datang terus bertambah,” jelas Daryono.

Dia mengungkapkan sebelum haul diselenggarakan, sudah banyak wisatawan luar kota yang datang. Hal ini tentunya membuat peredaran uang semakin bertambah karena tidak hanya menginap tapi wisatawan tersebut juga menikmati kuliner dan oleh-oleh khas Solo.

Tarif Normal

Advertisement

Executive Secretary and Public Relation Aziza Hotel Solo, Nuning Cahyono, mengatakan tingkat hunian kamar meningkat tajam. Menurut dia, selama tiga hari okupansi hotel syariah ini penuh. Pemesanan 93 kamar yang dimiliki sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Tamu yang memesan kamar berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan lainnya. Meski permintaan tinggi, dia mengatakan rate atau tarif kamar normal menyesuaikan dengan permintaan yang ada. Memanfaatkan momen, hotel yang berada di Pasar Kliwon ini akan menyediakan gerai fashion dan buku muslim di area hotel yang menggandeng pihak ketiga.

“Pemesanan sudah ada sejak tahun lalu, saat tamu check out saat acara haul. Tamu yang tahun lalu langsung pesan untuk tahun ini ada sekitar 30%-40% dan merupakan tamu loyal,” ujar Marketing Communication (Marcom) Manager Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Tia Kristiyani.

Advertisement

Dia mengatakan saat ini okupansi hotel untuk haul sebanyak 60% yang didominasi oleh tamu lama yang kembali menginap di KSPH. Meski begitu, dia mengaku optismistis jumlah ini akan terus meningkat dan biasanya penuh saat perayaan. Tarif hotel selama pelaksanaan haul cenderung normal, sesuai dengan publish rate.

“Pemesanan mulai banyak Desember lalu yang berasal dari Jawa Timur. Kebanyakan pemesanan dua hari, yakni 19-20 Januari. Tamu yang datang biasanya adalah rombongan dari pesantren maupun komunitas pengajian sehingga sekali pesan bisa empat hingga lima kamar,” kata dia.

Pejabat Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, M. S. U. Adjie, mengatakan peserta haul dari tahun ke tahun terus bertambah karena sudah menjadi kebutuhan. Tempat menginap peserta yang mengikuti haul ini pun semakin luas karena pasarnya multisegmen dengan kemampuan ekonomi yang beragam.

“Hotel yang disasar peserta haul tidak semakin meluas, Pose In yang lokasinya tidak terlalu dekat dengan lokasi acara juga mulai diserbu. Hal ini karena tamu tidak hanya memperhatikan kedekatan dengan lokasi tapi juga kenyamanan selama berada di Solo. Apalagi latar belakang peserta ini juga beragam karena kebanyakan berasal dari luar Solo bahkan luar Indonesia,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif