Soloraya
Senin, 9 Januari 2017 - 07:00 WIB

Tak Hanya Pilkades, Pemilihan Ketua RW di Boyolali Pun Pakai E-Voting

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu warga RW 002, Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota, memberikan hak pilihnya melalui e-voting dalam pemilihan ketua RW setempat, Minggu (8/1/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pemilihan ketua RW di Boyolali sekarang menggunakan voting secara elektronik (e-voting).

Solopos.com, SOLO — Demam e-voting sepertinya tengah mewabah di Boyolali. Setelah sukses menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) melalui e-voting, pemilihan ketua RW pun kini sudah dilakukan secara elektronik.

Advertisement

Sistem yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia ini digadang-gadang bakal menjadi pioner dalam pesta demokrasi di Indonesia. “Selain cepat dan akurat, biayanya murah meriah. Bahkan, untuk pemilihan ketua RW ini tak mengeluarkan duit sama sekali,” ujar Radityo Sumarno, Lurah Pulisen, Boyolali Kota, kepada Solopos.com, Minggu (8/1/2017).

Pagi itu, ratusan warga asal RW 002, Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota, menggelar pemilihan RW. Ada tujuh calon yang diusung. Mereka adalah Nasib, Gatot Mawardi, Sihwanto, Sudarman, Tukiman, Sutrisno, dan Rusbagyo.

Advertisement

Pagi itu, ratusan warga asal RW 002, Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota, menggelar pemilihan RW. Ada tujuh calon yang diusung. Mereka adalah Nasib, Gatot Mawardi, Sihwanto, Sudarman, Tukiman, Sutrisno, dan Rusbagyo.

Ketujuh orang itu adalah kandidat terbaik dari masing-masing wilayah RT. “Jumlah penduduk Pulisen memang cukup padat. Satu RW saja hak pilihnya mencapai 700 orang. Tujuh kandidat itu mewakili masing-masing RT,” jelas Radit, yang sebentar lagi menempati pos baru di Badan Keuangan Daerah (BKD) Boyolali itu.

Sistem e-voting harus diakui memang masih belum begitu banyak dikenal warga Boyolali. Meski demikian, para pemilih sama sekali tak merasa kesulitan saat menjajalnya.

Advertisement

Bahkan, sejumlah pemilih yang berusia lansia mengaku tak kesulitan menentukan pilihannya. Mbah Surti salah satunya. Perempuan berusia 75 tahun ini mengaku lebih senang memilih pakai gambar di layar komputer ketimbang mencoblos kertas. “Walah jebul luwih penak ngene ki [Ternyata lebih gampang dengan cara ini],” aku Mbah Surti seusai keluar dari bilik.

Hingga pukul 12.00 WIB, jumlah warga yang menyalurkan hak pilihnya mencapai 466 orang dari 700 orang yang tercantum di daftar pemilih tetap (DPT). Angka ini setara 66,5%.

Tanpa menanti jeda istirahat, panitia dan warga mendapatkan kejutan. Kandidat ketua RW terpilih langsung diketahui saat itu juga. Dialah Rusbagyo, yang memperoleh 131 suara. Ini bukti sistem e-voting lebih cepat, lebih efisien, dan lebih akurat.

Advertisement

Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, yang memantau langsung jalannya e-voting mengapresiasi pemilihan tersebut. Menurutnya, e-voting kali itu menjadi sarana edukasi masyarakat.

“Ini akan menjadi contoh bagi wilayah lain. Silakan gunakan perangkat e-voting yang disimpan di Pemkab untuk kepentingan bersama. Ini akan lebih murah, cepat, efisien,” ujar Said.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif