Jogja
Senin, 9 Januari 2017 - 20:20 WIB

CUACA EKSTREM : Warga di Sleman Ungkap Tanda-Tanda Jelang Hujan dan Angin Kencang Senin Siang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sepeda motor rinsek tertimpa pohon beringin tumbang di simpang tiga Kronggahan, Mlati, Sleman, Senin (09/01/2017). Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan sejumlah pohon tumbang di kawasan Sleman. Sejumlah sepeda motor dan rumah warga mengalami kerusakan akibat kejadian tersebut, dua orang mengalami luka-luka akibat pohon tumbang di Kronggahan. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Cuaca ekstrem di Sleman berupa hujan dan angin kencang menyebabkan berbagai kerusakan

Harianjogja.com, SLEMAN- Di Denggung, Sleman, tanda-tanda akan terjadinya angin kencang pada Senin (9/1/2017) sudah terasa sejak pukul 13.15 WIB.

Advertisement

Yayuk Ernawati, warga Denggung, mengisahkan sejak pagi, langit sudah mendung dan udara terasa gerah. Menjelang siang hari cuaca sempat terik panas.

Sekitar pukul 13.30 WIB, tiba-tiba langit gelap. Udara yang semula gerah berubah menjadi semilir angin dingin. Angin pun bertambah kencang bersamaan turunnya hujan yang bak air bah dari langit pada sekitar pukul 13.45 WB.

Saat kejadian, ia sedang bekerja di kantornya yang terletak di tepi Jalan Magelang, seberang timur Lapangan Denggung. Setelah angin dingin semilir mulai merambat, angin segera bertambah kencang. Ia melongok ke luar ruangan, pohon-pohon besar di seputar Lapangan Denggung sudah tampak bergoyang-goyang.

Advertisement

“Habis itu, air hujannya langsung mak bres! Terus tambah besar airnya sampai kelihatan putih semua. Jalan depan kantor sampai tidak kelihatan,” ujar Yayuk.

Padahal jarak kantor dengan jalan raya hanya sekitar tujuh meter. Air hujan yang sangat lebat terbawa angin itu sampai membuat tampias jendela kantor.

Rekan kerja Yayuk, Restiningsih Endarwati menambahkan, hujan lebat itu hanya berlangsung singkat, tak sampai setengah jam. “Enggak ada kilat, enggak ada bunyi beledek, tapi anginnya ngeri,” ujar wanita yang karib dipanggil Nining ini.

Advertisement

Setelah hujan reda juga dengan tiba-tiba, ia melihat dua pohon beringin besar di sekitar Lapangan Denggung sudah tumbang. Satu pohon beringin di Lapangan Denggung menimpa gerobak dorong pedagang dan sepeda motor, satu pohon beringin lainnya juga tumbang di dekat Pasar Denggung.

Beberapa pohon di sekitar Jalan Gito-Gati juga bertumbangan, dahan-dahan patah. “Baliho kantor kami yang baru saja dicopot, juga ikut terbang kebawa angin sampai seberang jalan. Padahal untuk mengangkatnya, butuh lima orang,” ujarnya.

Menurut Nining, angin dan hujan pada Senin (9/1/2017) siang kemarin lebih besar dibanding saat kejadian 15 Februari 2016 lalu yang juga merobohkan pohon beringin di Lapangan Denggung. Saat Februari 2016 lalu, ia dan Yayuk juga menjadi saksi mata robohnya pohon beringin berusia ratusan tahun itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif