Teknologi
Minggu, 8 Januari 2017 - 15:30 WIB

Soal Peredaran Hoax, Pemerintah Ancam Blokir Adsense Facebook & Twitter

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Holy Kaw!)

Pemerintah mengancam memblokir adsense Facebook dan Twitter dan over the top lainnya jika enggan bekerja sama menangkal peredaran hoax.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengancam akan memblokir adsense seluruh layanan over the top (OTT) yang menolak bekerja sama dengan pemerintah. Hal ini untuk mengantisipasi peredaran berita palsu di media sosial.

Advertisement

Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, mengemukakan dalam waktu dekat pemerintah akan mengajak seluruh pemain OTT bekerja sama dengan pemerintah dalam rangka menangkal berita palsu yang beredar di media sosial. Dia optimistis seluruh OTT tidak akan menolak untuk bekerja sama mengingat pengguna OTT sangat besar di Indonesia.

“Saya akan memanggil mereka, pokoknya kalau mereka menolak bekerja sama, kami tidak main-main. Akan kami blokir adsense mereka agar tidak bisa mengambil iklan lagi di sini [Indonesia],” tuturnya kepada Bisnis/JIBI seusai acara Deklarasi Anti-Hoax di Indonesia, Minggu (8/1/2016).

Menurutnya, Kemenkominfo juga telah mengirim surat kepada seluruh pemain OTT untuk berdiskusi dan diberikan arahan terkait maraknya berita palsu yang tersebar. Dia menilai masalah tersebut, tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh negara maju dan berkembang. “Kami sudah mengirimi mereka surat dan mereka pemain OTT global wajib datang. Lihat saja nanti kalau tidak datang,” katanya.

Advertisement

Pria yang akrab disapa Samy tersebut juga menilai peredaran berita palsu kini lebih banyak tersebar pada layanan media sosial Facebook dan Twitter. Dia juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terkait berbagai tulisan yang tersebar di ke dua OTT tersebut.

“Komposisi berita hoax [yang menyebar di] dua OTT tersebut hampir sama, sama banyak beredarnya di Facebook dan Twitter. Kalau OTT itu tidak mau kerja sama, tentu ini akan merusak kredibilitas OTT itu,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan OTT tersebut mulai pekan depan agar tidak ada lagi masyarakat yang termakan oleh berita palsu. Selain itu, Kemenkominfo juga akan bekerja sama dengan Komunitas Masyarakat Anti Hoax untuk mengantisipasi hal tersebut.

Advertisement

“Surat sudah dikirim, mungkin pekan depan kami akan bertemu dengan OTT itu. Kami juga akan menggandeng kelompok masyarakat agar berita palsu ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif