Soloraya
Minggu, 8 Januari 2017 - 14:40 WIB

RAZIA SOLO : Berkeliaran di CFD Slamet Riyadi, 19 PGOT Digaruk Satpol PP

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP Solo dan Linmas Kota Solo membawa 19 PGOT yang tertangkap di area CFD Jl. Slamet Riyadi, Minggu (8/1/2017) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Razia Solo, Satpol PP menangkap 19 PGOT yang berkeliaran di CFD Slamet Riyadi.

Solopos.com, SOLO — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo menangkap 19 pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT) yang berkeliaran di area car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Minggu (8/1/2017) pagi.

Advertisement

Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Solo, Agus Siswuryanta, menceritakan 19 PGOT ditemukan di berbagai lokasi saat Satpol PP menyisir area CFD Jl. Slamet Riyadi mulai dari Stasiun Purwosari hingga Bundaran Gladak. Setelah tertangkap petugas, belasan PGOT tersebut langsung diangkut ke Kantor Satpol PP Solo untuk didata dan dibina.

“Di kantor, para PGOT kami beri pembinaan soal larangan beraktivitas di kawasan tertib seperti di area CFD Jl. Slamet Riyadi itu. Kami juga kasih mereka makanan dan minuman. Setelah kami identifikasi asal usul mereka, para PGOT itu kami pulangkan ke rumah masing-masing,” kata Agus saat berbincang dengan Solopos.com setelah kegiatan CFD, Minggu pagi.

Agus menyebut 19 PGOT yang tertangkap personel Satpol PP dan Linmas Kota Solo tersebut bukan hanya dari Solo, melainkan juga dari Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo. Meski dari luar daerah, Satpol PP tetap berupaya memulangkan para PGOT itu kepada keluarga masing-masing.

Advertisement

Satpol PP juga meminta keluarga PGOT itu untuk mengawasi dan merawat kerabat mereka agar tidak menjadi PGOT. “Kami menargetkan sehari setelah penjaringan bisa langsung memulangkan para PGOT. Setidaknya hingga tiga pekan ke depan kami akan mengawasi ketat aktivitas PGOT di area CFD. Keberadaan mereka berpotensi mengganggu masyarakat. Sejumlah kawasan lain juga akan kami pantau,” jelas Agus.

Disinggung soal temuan 19 PGOT di area CFD, Agus menerangkan sebagian besar adalah wajah lama. Sepuluh orang di antara mereka pernah terjaring Satpol PP dan Linmas.

Sedangkan sembilan orang lainnya baru kali pertama terjaring. Dia menegaskan Satpol PP akan memasukkan para PGOT ke panti penampungan apabila mereka pernah terjaring hingga tiga kali.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di area CFD Jl. Slamet Riyadi, beberapa PGOT sempat memberontak saat hendak diangkut petugas Satpol PP dan Linmas ke dalam mobil. Mereka mengaku bukan PGOT, melainkan pengunjung CFD.

Namun, petugas Satpol dan Linmas tetap mengangkut mereka karena yakin dari penilaian mereka soal gerak gerik PGOT. Seorang PGOT yang terjaring dalam razia, Surati, 37, mengaku terpaksa menjadi pengemis karena tuntutan kebutuhan hidup.

Sebelum mengemis, dia pernah menjadi pembantu rumah tangga. Namun, Surati sebulan lalu dipecat sehingga keluarganya tidak memiliki penghasilan. Dia mengaku punya tanggungan untuk menghidupi anak-anaknya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif