News
Minggu, 8 Januari 2017 - 20:00 WIB

JK Dukung Panglima TNI Tunda Kerja Sama Militer Indonesia-Australia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Wapres JK mendukung keputusan Panglima TNI menunda kerja sama militer Indonesia-Australia sebagai reaksi atas tindakan negara Kanguru.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menganggap keputusan TNI menunda sementara kerja sama militer Indonesia dan Australia sebagai reaksi atas tindakan tak pantas yang dilakukan Negeri Kangguru.

Advertisement

JK mendukung keputusan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk melakukan penghentian sementara kerja sama militer antara Indonesia dan Australia. Menurut dia, setiap negara harus saling menghormati negara lain tanpa kecuali.

“Saya kira jelas semua, suatu negara harus saling menghormati. Karena itu ada hal yang menurut pandangan kita tidak pantas, tentu pemerintah harus bereaksi,” ujar Wapres di Kantor Wakil Presiden beberapa waktu lalu.

Jika pemerintah Australia melakukan klarifikasi dan meminta maaf, lanjut dia, tentu persoalan akan dapat dibicarakan kembali untuk kemudian menemukan solusi terbaik.

Advertisement

Kendati demikian, dia memaklumi jika pemerintah suatu negara, termasuk Australia, akan berat melakukan permohonan maaf secara resmi apabila kesalahan dilakukan hanya oleh pihak tertentu yang tak melibatkan kepentingan nasional.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa para anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersinggung karena di tempat pelatihan militer Australia ditemukan tulisan yang isinya menghina ideologi Pancasila.

Namun, Juru Bicara TNI Mayjen Wuryanto enggan menyebut secara rinci alasan TNI memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia sejak Desember 2016. Dalam pemberitaan lain, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengaku optimis Indonesia akan memulihkan kerja sama militer dengan negaranya dalam waktu dekat.

Advertisement

Pemerintah Australia kini menggelar investigasi terjadi bahan pengajaran di fasilitas militer Negeri Kangguru itu yang membuat Indonesia tersingging. Setelah penyelidikan kasus itu selesai, pihaknya berharap hubungan militer kedua negara pulih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif