Jogja
Jumat, 6 Januari 2017 - 13:37 WIB

INFO CEGATAN JOGJA : Semangat Berbagi Kesusahan ala Salam Aspal Gronjal

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tampilan grup "info cegatan jogja" di facebook. (Istimewa)

Info Cegatan Jogja menjadi grup di media sosial dengan anggota terbanyak di DIY

Info Cegatan Jogja punya anggota yang setera dengan penduduk Kota Jogja dan Kabupaten Kulonprogo. Grup Facebook tersebut banyak dibicarakan karena memberi segudang informasi, meski tak semuanya penting, dan membantu mereka yang ditimpa kemalangan.

Advertisement

Penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada 1436 mengubah peradaban secara keseluruhan. Mesin cetak, kata Benedict Anderson dalam Imagined Communities, sebuah buku yang menjadi salah satu rujukan utama konsep nasionalisme, membentuk kesadaran kebangsaan sekumpulan orang.

Om Ben, begitu Benedict Anderson disapa oleh beberapa penulis terkemuka di Indonesia, menamai kelompok besar yang menganggap diri mereka satu bangsa sebagai komunitas terbayang.

Om Ben menyebutnya komunitas terbayang karena komunitas itu terbentuk berkat buku dan media cetak. Massa yang anggotanya tak mengenal satu sama lain serta dipisahkan jarak jutaan depa itu merasa senasib sepenanggungan, segendang sepenarian, juga berbagi kisah mala dan cerita kepahlawanan yang serupa.

Advertisement

Butuh berabad-abad untuk membentuk rasa kebangsaan semua penduduk bumi. Indonesia harus menempuh empat abad sejak mesin cetak pertama kali dibikin agar nasionalisme disakralkan dalam Sumpah Pemuda 1928.

Kini, simpati yang menyatukan kerumunan orang tak harus dibentuk dalam kurun waktu lama. Cukup dalam hitungan menit, perasaan sebagai saudara bisa terwujud secara gampang.

Info Cegatan Jogja (ICJ), sebuah komunitas yang dibuat di Facebook mampu mengeratkan satu komunitas dengan kilat. Akun itu sudah punya lebih dari 400.000 member (anggota), nyaris setara dengan penduduk Kota Jogja (412.704) dan Kabupaten Kulonprogo (412.198) menurut data BPS DIY 2015.

Hampir setiap menit, unggahan member ICJ mengisi halaman grup. Macam-macam info bisa ditemui, umumnya soal kondisi DIY paling aktual. Contohnya postingan ini.

Advertisement

Perempatan Jakal MM UGM Ketimur fantastis airnya, safety lur.”

Informasi tersebut diunggah pengguna Facebook dengan nama Ryan G Sebastian pada Kamis (5/1/2017) siang. Dia mengabarkan genangan air yang tinggi di sekitar Jalan Kaliurang saat hujan lebat turun. Informasi itu tentu sangat bermanfaat bagi pemakai Facebook yang tak ingin terjebak banjir.

Bersambung halaman 2, Membangun Solidaritas

Membangun Solidaritas

Advertisement

 

Duduk di warung angkringan bersama tiga rekannya sambil menyeruput secangkir kopi hitam, Suradianto tidak melepaskan tangannya dari gadget berwarna hitam.

Melalui akun Cunk Brajarasta, Suradianto atau yang akrab disapa Cunk selalu mengikuti perkembangan informasi di halaman grup ICJ.

“Kami jarang posting info, hanya memantau kabar untuk wilayah Giwangan dan sekitarnya. Saat ada kejadian atau orang yang membutuhkan bantuan, kami siap membantu,” ujar dia di warung angkringan Jalan Imogiri Timur, Giwangan, Kota Jogja, Rabu (4/1/2017) malam.

Advertisement

Cunk dan kebanyakan pengikut ICJ tidak perlu saling kenal secara akrab untuk membantu. Mereka juga tidak berharap bayaran duit.

“Dulu, hampir tiga bulan lalu, motor saya bocor di daerah Pakem sepulang dari Kaliurang. Waktu itu sudah larut malam. Saya mencoba meminta bantuan melalui grup ICJ. Selang sepuluh menit, dua orang dengan sepeda motor memanggil nama saya, ‘Mas Cunk, tambalan ban rada adoh kidul kana mas. Tak surung wae mengko kancamu tak pethuk.’ [Mas Cunk, tambal ban agak jauh di selatan sana. Saya dorong saja, nanti temanmu saya jemput]. Sebelumnya saya tidak mengenal orang itu, tapi setelah kami mengobrol, orang tersebut tahu bahwa saya membutuhkan bantuan karena postingan saya di ICJ,” kata Cunk.

Berabad-abad setelah mesin cetak membangun semangat kebangsaan, benda seukuran kantong baju dengan segala kecanggihannya menanamkan solidaritas di benak banyak orang. Kita layak berterima kasih kepada penemu Facebook, Mark Zuckerberg dan juga orang-orang yang secara kreatif menggunakan media sosial untuk menebar kebaikan, atas kecepatan pertautan perasaan itu.

“Di ICJ kami hanya ingin mengingatkan kembali bahwa sesungguhnya kebudayaan tolong menolong itu sudah ada dari dulu. Kami hanya mewadahi para member,” kata salah satu penggagas sekaligus admin akun ICJ, Yanto Sumantri.

Yanto atau yang akrab disapa Antok, dalam sebuah obrolan yang cukup singkat, mengatakan ia tidak menyangka perkembangan grup akan sebesar ini sejak dibuat pada 2014. Kini ratusan ribu anggota ICJ juga tidak hanya berinteraksi melalui media sosial. Mereka seringkali kopi darat di berbagai tempat untuk berkenalan, berkumpul, dan bersilaturahmi.

Bersambung halaman 3, Membantu Polisi

Advertisement

Membantu Polisi

ICJ juga menjadi bagian dari Community Policing Netizen dari Polda DIY. Menurut pengakuan Antok, Kapolda DIY Brigjen Pol. Ahmad Dofiri memuji kekompakan anggota ICJ dalam memberikan informasi yang bisa digunakan untuk memantau keamanan.

“Kami sering membicarakan ICJ bersama Kapolda DIY, dulu Pak Prasta [Brigjen Pol. Prasta Wahyu Hidayat], dan sekarang Pak Dofiri. Saya senang grup ini membantu kinerja polisi,” kata Antok.

Beberapa waktu sebelumnya, Brigjen Pol. Ahmad Dofiri mengatakan ICJ sangat bermanfaat. Kecelakaan diinfokan di halaman grup Facebook tersebut dalam hitungan menit. Polisi selalu selalu memantau grup tersebut.

“Sering ada postingan tentang pencurian, klithih, kekerasan, atau kecelakaan. Warga justru tidak melapor kepada kami dan saat mengetahui adanya peristiwa yang informasinya dibagikan di Facebook ICJ, pasti jajaran kami akan merespons dengan mendatangi tempat kejadian perkara,” ujar Dofiri.

Meski dibanjiri pujian, akun ICJ tak lepas dari kelemahan. Informasi yang disajikan di grup ini juga tidak selalu sesuai dengan aturan yang dibuat oleh admin. Ada saja satu dua pengguna Facebook yang memanfaatkan grup ICJ untuk berjualan.

“Kami sebetulnya sudah membuat aturan, tetapi ada member yang sengaja memanfaatkan ICJ. Setiap hari saya harus memantau, saya juga menyaring berbagai postingan. Kalau melenceng pasti akan dihapus,” ujar Antok.

Info promosi di ICJ hanya noktah noda yang sebenarnya tak terlalu kentara. Bagi ICJ, sejauh ini nila setitik tak bisa merusak susu sebelanga. Semangat berbagi informasi maupun berbagi kesusahan senantiasa dinyalakan.

“Kebudayaan tolong-menolong harus selalu ada di dalam diri kita. Salam aspal gronjal,” kata Antok menutup obrolan dengan sapaan khas para warga ICJ, salam aspal gronjal…

Advertisement
Kata Kunci : Icj Info Cegatan Jogja
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif