Soloraya
Jumat, 6 Januari 2017 - 17:40 WIB

Anggota Bonek Tertangkap Bawa Sangkur dan Palu di Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Illustrasi

Aparat Polres Sragen menangkap seorang anggota Bonek yang membawa sangkur dan palu.

Solopos.com, SRAGEN — Aparat Polres Sragen menangkap seorang anggota Bonek bernama Burhanudin Akbar, 19, karena membawa senjata berupa sangkur dan palu. Burhanudin ditangkap saat pemeriksaan di kawasan Ngrampal, Sragen, Jumat (6/1/2017).

Advertisement

Suporter Persebaya Surabaya itu langsung ditahan di Mapolsek Ngrampal setelah barang bawaannya digeledah polisi. Ia terancam hukuman 12 tahun penjara.

“Kami menemukan sangkur bergerigi itu di tas yang dia [Burhanudin Akbar] bawa. Selain sangkur, dia juga membawa palu. Kebetulan saya sendiri yang memeriksa barang bawaannya,” kata Kapolsek Ngrampal, AKP Budiono, mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, saat ditemui Solopos.com di lokasi penggeledahan ratusan anggota Bonek di Ngrampal, Jumat.

Pelajar sebuah MA swasta di Sidoharjo itu berdalih membawa senjata tajam itu untuk berjaga-jaga. Namun, polisi menjerat warga Duwetkenongo, RT 014/RW 004, Porong, Sidoharjo, itu dengan UU Darurat No. 12/1951 yang mengatur kepemilikan senjata tajam.

Advertisement

“Dia terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara. Alasan demi berjaga-jaga tidak bisa menjadi pembenar untuk membawa senjata tajam. Kasus ini ditangani Polsek Ngrampal,” terang AKP Budiono.

Selain sangkur, polisi juga menemukan obeng dari dalam tas yang dibawa anggota Bonek lain. Namun, polisi tidak mengamankan pemilik obeng itu karena tidak dikategorikan senjata tajam.

“Pemuda yang membawa obeng itu kami lepaskan karena memang obeng itu tidak masuk kategori sajam,” jelas AKP Budiono.

Advertisement

Berdasar pantauan Solopos.com, 88 anggota Bonek dikumpulkan di pinggir jalan di kawasan Pilangsari, Ngrampal, Sragen. Mereka hendak berangkat menuju Bandung untuk mengawal Kongres Tahunan PSSI.

Mereka menumpang truk tronton menuju Bandung. Namun, sesampainya di kawasan Sragen mereka diminta turun oleh polisi untuk digeledah.

“Saat kami tanya, mereka mengaku itu sudah menjadi tradisi. Kalau Persebaya mau main bola mereka sebisa mungkin datang dengan berbagai cara. Mereka tidak peduli tidak membawa uang. Jadi, mereka lebih suka menumpang truk secara gratis,” papar Kapolsek.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif