Jogja
Kamis, 5 Januari 2017 - 23:20 WIB

TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA : Kesiapan Thorium Sebagai Sumber Energi Diuji

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nuklir (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Teknologi nuklir Indonesia terus dikembangkan untuk kepentingan umum

Harianjogja.com, JOGJA – Badan Tenaga Nuklir  Nasional (BATAN) tengah menguji kesiapan thorium sebagai sumber cadangan energi pembangkit listrik di Indonesia. Upaya itu dilakukan untuk memulai proyeksi mengembangkan potensi kemanfaatan thorium sebagai sumber energi alternatif selain uranium.

Advertisement

Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, potensi thorium di Indonesia lebih besar daripada uraniom. Selain itu, thorium dia nilai sebagai sumber energi yang lebih aman.

?”Sebenarnya, semua potensi sumber energi alternatif coba kami kembangkan. Apalagi thorium ini juga bisa digunakan sebagai komponen bahan bakar PLTN. Dan jumlah potensinya diperkirakan ada 130.974 ton yang ada di Bangka. Ini saja sudah lebih banyak dari uranium yang diperkirakan potensinya 74.937 ton,” ungkap Djarot kepada wartawan di sela peresmian pilot plant pemisahan thorium dan logam tanah jarang di PSTA BATAN Yogyakarta, Rabu (4/1/2017).

Djarot punya alasan kuat memberikan kesimpulan jika thorium lebih aman daripada uranium.  Hal ini dikarenakan thorium memiliki potensi lebih rendah untuk dijadikan senjata nuklir.?

Advertisement

?”Adanya uranium membuat negara-negara di dunia meninggalkan thorium. Alasannya memang karena uranium juga bisa dikembangkan menjadi senjata, sedangkan thorium tidak. Namun kini thorium kembali dilirik karena banyak pula negara yang ingin mengembangkan sumber energi alternatif namun tidak ingin dicurigai membuat senjata nuklir. Ini juga salah satu alasan kami turut mengembangkan thorium agar mengurangi kecemasan masyarakat terhadap anggapan berbahayanya uranium untuk PLTN,” jelasnya.?

?Menurut Djarot, baru ada dua negara di dunia yang aktif mengembangkan teknologi pemanfaatan thorium. Dan pengelolaan thorium untuk bahan bakar pembangkit listrik memang tidak semudah uranium. Namun dalam prosesnya, bisa didapatkan pula logam tanah jarang murni 99% yang merupakan bahan yang sangat strategis di dunia. Logam tanah jarang merupakan komponen utama yang dibutuhkan industri otomotif di dunia.?

?”Karena itu BATAN mulai membuat pilot plant pemisahan thorium dan logam tanah jarang. Kalau nantinya ini berhasil, industri Indonesia bisa bergerak ke arah mandiri juga karena tidak perlu lagi impor bahan baku ini. Namun, kami sendiri belum bisa memastikan kapan thorium benar-benar bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,” imbuhnya.?

Advertisement

?dalam kesempatan serupa Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN Yogyakarta Susilo Widodo mengatakan, dengan membuat laboratorium pilot plant tersebut ia berharap ke depan pihaknya bisa sukses mengiradiasi thorium agar bisa menjadi bahan bakar, sekaligus bisa memurnikan logam tanah jarang untuk digunakan penelitian lebih lanjut. Diakuinya pula, penelitian dan pengembangan tersebut belum dapat menghasilkan profit.?

?”Pilot plant ini kami anggap sebagai langkah awal transisi dari skala laboratorium ke skala industri. Kami yakin ini langkah strategis tentukan parameter untuk membangun industri yang lebih besar. Termasuk potensi ekspor logam tanah jarang yang dipastikan diperlukan hampir semua negara maju,” imbuhnya.?

?Jika langkah awal itu berhasil, Susilo menegaskan, pada 2019 nanti BATAN sudah bisa memiliki satu komersial plant yang bisa mengolah thorium dalam skala besar

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif