Soloraya
Kamis, 5 Januari 2017 - 15:40 WIB

KEBUTUHAN POKOK SUKOHARJO : Awal Tahun, Harga Cabai Rawit Tembus Rp100.000/Kg

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang kebutuhan pokok melayani pembeli di Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, Kamis (5/1/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kebutuhan pokok Sukoharjo, harga cabai rawit di Pasar Ir. Soekarno menembus Rp100.000/kg.

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga cabai rawit di pasar tradisional Sukoharjo kian meroket pada awal 2017. Harga cabai rawit pada Kamis (5/1/2017) terpantau telah menembus Rp100.000/kg.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di Pasar Ir. Soekarno, Kamis, harga cabai rawit makin menggila sejak akhir 2016 hingga awal 2017. Harga cabai rawit sudah mahal menjelang Natal yakni Rp75.000/kg-Rp80.000/kg. Harga cabai rawit kian melambung menjelang Tahun Baru 2017. Puncaknya, harga cabai rawit menembus hingga Rp100.000/kg pada awal 2017.

Seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Ir. Soekarno, Suratmi, mengatakan tak menutup kemungkinan harga cabai rawit akan terus naik hingga pertengahan maupun akhir Januari. Tak ada tanda-tanda harga cabai rawit di pasaran bakal kembali normal.

“Bisa jadi harga cabai rawit bakal merangkak naik secara terus menerus. Di Kalimantan, harga cabai rawit mencapai Rp200.000/kg. Biasanya, kenaikan harga cabai rawit paling tinggi di kisaran Rp50.000/kg,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Advertisement

Salah satu penyebab kenaikan harga cabai rawit lantaran kondisi cuaca. Hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berjam-jam memengaruhi terlambatnya pasokan cabai merah keriting ke pasar tradisional.

Kondisi ini ditambah permintaan cabai rawit yang meningkat menjelang perayaan Natal dan malam pergantian tahun. Sementara pasokan cabai rawit tak seperti hari biasa.

“Memang ada keterlambatan pasokan cabai rawit dari pengepul menjelang Natal. Mungkin akibat kondisi cuaca. Ini sangat memengaruhi melonjaknya harga cabai rawit di pasaran,” ujar dia.

Advertisement

Sebagian cabai rawit dipasok dari Selo, Boyolali, dan Slogohimo, Wonogiri. Sebagian lainnya berasal dari luar Soloraya seperti Tegal dan Pemalang. Lahan pertanian cabai di Sukoharjo sangat minim sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.

Hal senada diungkapkan pedagang kebutuhan pokok lainnya, Suparmi. Melonjaknya harga cabai rawit membuat daya beli masyarakat menurun drastis. Mereka berpikir ulang saat hendak membeli cabai rawit untuk memasak.

Para pelaku usaha warung makan memilih mencampur cabai rawit dengan cabai merah. Mereka mengurangi jatah pembelian cabai rawit.

“Misalnya, biasanya membeli cabai rawit 2 kg/hari, kini hanya 1 kg-1,5 kg/hari. Daya beli masyarakat turun sebagai imbas melonjaknya kenaikan harga cabai rawit,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif