Soloraya
Kamis, 5 Januari 2017 - 09:00 WIB

DEMAM TELOLET : Klakson Telolet di Pasar Klithikan Solo Laris Manis

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang penjual Pasar Klithikan Notoharjo Solo memasang klakson telolet di sepeda motor pembelinya, Rabu (4/1/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Koran Solo)

Demam telolet membuat klakson telolet laris manis.

Solopos.com, SOLO — Demamm telolet yang ramai diperbincangkan masyarakat beberapa waktu terakhir berdampak positif bagi penjual aksesori sepeda motor di Kota Solo. Klakson telolet untuk sepeda motor ternyata juga banyak dicari.

Advertisement

Menurut informasi yang dihimpun Koran Solo/JIBI, hampir setiap hari ada pengunjung Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo, yang datang untuk mencari klakson telolet.

Salah satu pengunjung Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Syakban, mengaku sengaja menyempatkan diri ke pasar tersebut untuk mencari variasi klakson untuk sepeda motornya.

“Gara-garanya, teman-teman saya sudah menggunakan semua, malu kalau tidak ikut pasang,” kata dia, Rabu (4/1/2017). Dia memilih mencari aksesoris sepeda motor tersebut di Pasar Klithikan karena harganya yang lebih murah dibandingkan harga di toko.

Advertisement

Menurut Syakban, satu set klakson tersebut dia dapatkan dengan harga Rp150.000 termasuk biaya pemasangan. “Sebelumnya saya tanya di toko, harganya lebih dari Rp200.000,” kata dia saat ditemui di kios Dedi Motor Solo (DMS), Pasar Klithikan, Rabu.

Menurut penjual aksesoris sepeda motor dari kios DMS, Dedi atau yang akrab disapa Gepeng, permintaan klakson telolet untuk sepeda motor terus meningkat sejak sebulan terakhir.

“Bersamaan dengan maraknya berita tentang klakson telolet, klakson telolet untuk sepeda motor ini juga ikut diminati,” kata dia.

Advertisement

Harga klakson telolet tersebut juga sudah mengalami peningkatan. Sebelumnya harga klakson tersebut hanya sekitar Rp60.000. Menurut Gepeng, saat ini harga klakson tersebut mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000.

Pedagang dari kios lain, Ateng. Dia mengaku kiosnya sudah kehabisan stok klakson telolet karena banyaknya permintaan barang. ”

Setiap hari ada yang mencari klakson gema. Bahkan satu pembeli bisa membeli lebih dari satu klakson. Mungkin untuk dijual lagi. Istilahnya klakson gema karena bunyinya memggema sehingga seperti bunyi klakson telolet pada bus,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif