Jogja
Rabu, 4 Januari 2017 - 11:20 WIB

Nasib Tukang Foto Keliling ketika Acara Pelantikan Pejabat Disediakan Photobooth

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PNS Kulonprogo asyik berfoto di photobooth dengan properti balon dialog di acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan OPD baru di Setda Kulonprogo pada Selasa(3/1/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Nasib tukang foto keliling saat ini mulai tergeser perkembangan teknologi

Harianjogja.com, KULONPROGOPhotobooth yang dihadirkan dalam pelantikan dan pengukuhan OPD baru, Selasa (3/1/2017) memberikan keceriaan tersendiri bagi para PNS Kulonprogo. Sebaliknya, hal ini juga berdampak pada jumlah omzet penjualan pedagang foto keliling yang bertebaran di acara tersebut.

Advertisement

Tenda dengan dekorasi warna ungu dan putih disiapkan di halaman Pemkab Kulonprogo. Ratusan PNS Kulonprogo duduk rapi di deretan kursi yang ada di bawah naungan tenda itu. Semuanya khusyuk mengikuti acara pengukuhan yang menandai perubahan struktural dan rotasi sejumlah PNS itu.

Ketika acara berakhir, satu per satu nama dipanggil ke depan untuk kemudian menandatangani Surat Keputusan (SK) terkait jabatan dan penugasan masing-masing. Namun, di area tenda belakang ada keriuhan tersendiri.

Advertisement

Ketika acara berakhir, satu per satu nama dipanggil ke depan untuk kemudian menandatangani Surat Keputusan (SK) terkait jabatan dan penugasan masing-masing. Namun, di area tenda belakang ada keriuhan tersendiri.

Para PNS, yang sebagian besar wanita, sibuk mengantre untuk berpose di panggung mini berkarpet merah. Di belakangnya, dipasang backdrop bertuliskan tajuk acara tersebut.

Menambah semarak, sejumlah properti berupa balon dialog tersedia apabila PNS ingin berfoto-ria. Tak lama, sekelompok PNS yang hari itu diwajibkan mengenakan jas hitam dan kemeja putih itu kemudian sibuk berebut dialog yang paling mengena di hati masing-masing.

Advertisement

Para PNS ini berfoto berkelompok dengan rekan terdekat dengan ponselnya masing-masing. Kala mendapati mereka ternyata tergabung dalam institusi yang sama, foto serupa juga ikut diambil. Satu sama lain bergantian memotretkan sembari menunggu antrean berikutnya. Tak puas, ada pula yang berswafoto dengan latar belakang sesuai keingainannya masing-masing.

Aparatur Sipil Negara (ASN) ini seakan tak merasakan udara panas di siang itu. Saking asyiknya, beberapa luput menyimak panggilan untuk menandatangani SK-nya. Alhasil, beberapa foto terpaksa ditunda karena salah satu personilnya terbirit-birit maju ke depan ketika menyadari panggilan untuknya.

Camat Wates, Aspiah mengatakan photobooth memang menjadi pengalaman yang baru dalam penyelenggaraan acara pemerintah Kulonprogo.

Advertisement

“Ini kreatifitas penyelenggara jadi banyak yang berminat foto selfie seperti saya juga ikutan, apalagi ada tulisan yang memotivasi,” ujarnya ditemui usai berfoto dengan rekannya sesama pejabat wanita.

Menurutnya, pengambilan sumpah jabatan memang sebuah momen yang penting bagi pegawai. Hasil foto ini kemudian akan diunggah di sosial medianya masing-masing atau dikirimkan kepada sesama rekannya untuk dokumentasi kebersamaan.

Di sisi lain, keriaan ini memberikan tantangan baru bagi para penjaja foto keliling yang  bersiaga di luar tenda pelantikan. Pasalnya, para tukang foto ini telah mencetak dan menjejerkan foto-foto yang diambil sebelum acara dimulai ketika masing-masing PNS masuk ke lokasi. Beberapa tukang foto juga terpaksa mengejar orang yang bersangkutan untuk kemudian mengeluarkan bujuk rayunya agar fotonya dibeli.

Advertisement

Sejumlah PNS terus berjalan tanpa menyisihkan waktu untuk bahkan menoleh dan mengamati foto yang sudah dicetak. Beberapa lagi menunjukkan raut wajah tak puas dengan pose dan foto yang diambil.

Rosyid, salah satu penjaja foto keliling mengatakan keberadaan photobooth memang berdampak pada pendapatannya. Paling tidak, sekitar 50% dari foto dagangannya kemudian sia-sia karena tak ditebus oleh empunya. “Saya ambil sekitar 60 foto tapi yang ditebus hanya separuhnya,” ujarnya lesu.

Namun, ia menilai hal itu menjadi resiko pekerjaan khususnya dengan perubahan zaman dan tren yang berlangsung. Paling tidak, masih ada beberapa orang yang bisa dibujuk untuk membeli fotonya dalam acara tersebut. Rosyid sendiri menjual selembar fotonya dengan harga Rp25.000 per lembar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif