Jogja
Rabu, 4 Januari 2017 - 00:40 WIB

KENYAMANAN MALIOBORO : Sultan Minta UPT Malioboro Jangan Cuma Jadi Penonton

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jalan Malioboro suddah ditutup untuk semua jenis kendaraan, Sabtu (31/12/2016) sore. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro diminta aktif  menjaga kenyamanan di Jalur Pedestrian Malioboro

Harianjogja.com, JOGJA – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kepada petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro untuk aktif dalam menjaga kenyamanan di Jalur Pedestrian Malioboro. Selain itu meminta kepada pihak terkait untuk melakukan penindakan terhadap pengamen maupun pengemis di kawasan tersebut.

Advertisement

Sultan mengatakan, banyaknya pengemis di kawasan Malioboro, mestinya Dinas Sosial harus segera melakukan penindakan. Apalagi sudah aturan di tingkat lokal seperti Perda DIY No.1/2014 tentang penanganan gelandangan pengemis. Selain itu Pemda DIY telah memberikan tempat penampungan berupa camp assessment di Sewon, Bantul

“Kalau pengemis mestinya dinas sosial kan nangkep ya kan, karena Perda-nya sudah ada, untuk dididik di [camp assessment] Sewon itu, terangnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (3/1/2016).

Sultan menyadari kini ada persoalan baru dalam kaitan menjaga kenyamanan Malioboro pasca revitalisasi, baik itu penanganan pengamen, pengemis maupun kebersihan. Oleh karena itu, Raja Ngayogyakarta ini meminta kepada petugas UPT Malioboro agar aktif dalam melakukan tugasnya dengan tidak sekadar hanya menjadi penonton.

Advertisement

Tugas pasca revitalisasi itu seharusnya bukan dinas lagi yang turun tangan, melainkan UPT-lah yang bertanggungjawab penuh terkait pengamanan dan kenyamanan. Sultan mengaku sudah pernah menegur pejabat UPT Malioboro.

“Ya saya mohon, di sana itu kan ada UPT, UPT itu yang aktif lah. Jangan hanya jadi penonton, makanya dulu kan sudah saya tegur, di sini nek ora sanggup yowes ta ganti, saya bilang gitu. Jadi mereka ini yang punya kewajiban untuk jaga kebersihan itu, bukan dinas lagi lha wong UPT-nya sudah ada kok, ketua-ne yo ana,” tegas Sultan.

Terkait dengan kebersihan, lanjut Sultan, pengunjung yang datang ke Malioboro perlu untuk dididik kebersihan karena mereka belum tentu sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Caranya tentu dengan memberikan contoh membuang sampah tersebut. Selain itu, pendidikan soal sampah ini jangan cuma diberikan kepada pemilik warung, namun juga para pegawai warungnya. Terutama agar mereka secara sadar membuang limbah pada tempatnya. Karena faktanya yang membuang limbah tidak pada tempatnya bukan pemilik warung tetapi pegawainya. Hal itu butuh keaktifan UPT Malioboro dalam menindaklanjuti.

Advertisement

“Kalau saya ya, warga masyarakat yang datang ke Malioboro perlu dididik kebersihan juga karena dari daerah belum tentu sudah sadar membuang sampah. Demikian juga yang dididik itu belum tentu pemilik warung, agar bisa membedakan sampah air mengandung lemak disediakan sendiri [tampungannya] bukan di tempat yang lain. Jadi jangan hanya yang dipanggil pemilik warung, karena yang buang kan bukan pemilik warungnya, tapi pegawainya,” jelas Sultan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif