Jateng
Rabu, 4 Januari 2017 - 06:50 WIB

KEMISKINAN JATENG : BPS Jateng Sebut Jumlah Warga Miskin Menyusut

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kemiskinan di Jateng diklaim BPS setempat menyusut 13.140 orang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) per September 2016 diklaim Badan Pusat Statistik (BPS) setempat turun 13.140 orang dibandingkan per Maret tahun yang sama.

Advertisement

“Berdasarkan data kami, untuk jumlah penduduk miskin per September 2016 sebanyak 4,49 juta orang atau 13,19% dari total penduduk, sedangkan pada bulan Maret jumlahnya mencapai 4,50 juta orang atau 13,27% dari total penduduk,” kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jateng Erisman di Semarang, Selasa (3/1/2016).

Jika dibandingkan antara perkotaan dan perdesaan, kata dia, jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. BPS mencatat jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 2,614 juta orang atau 14,88%, sedangkan di perkotaan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,880 juta orang atau 11,38%.

Mengenai kecenderungan angka penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan, Erisman mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah upah tenaga kerja di desa jauh lebih rendah daripada di kota. Untuk diketahui, pada kondisi September 2016 penduduk dikatakan miskin apabila pendapatannya di bawah Rp322.748,00/kapita/bulan.

Advertisement

“Angka ini hampir sama antara perkotaan dan perdesaan ketika pendapatan masyarakat sudah di bawah ini otomatis dikatakan miskin,” katanya.

Lebih tingginya jumlah penduduk miskin di perdesaan karena jumlah petani gurem atau memiliki lahan yang sempit masih lebih banyak daripada jumlah petani dengan lahan luas. Berdasarkan data BPS, sekitar 96% dari total jumlah petani di Jawa Tengah luas lahannya di bawah 0,5 hektare.

“Dengan lahan yang tidak cukup luas, sulit untuk meningkatkan pendapatan di perdesaan,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, untuk komoditas yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun perdesaan, di antaranya beras, rokok, daging sapi, telur ayam ras, gula pasir, dan daging ayam ras. Untuk komoditas bukan makanan yang berpengaruh terhadap garis kemiskinan, di antaranya biaya perumahan, bensin, pendidikan, listrik, dan kesehatan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif