Soloraya
Selasa, 3 Januari 2017 - 21:15 WIB

Mahasiswa Dorong Bupati Klaten Jadi Justice Collaborator Kasus Jual Beli Jabatan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Selasa (3/1/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Mahasiswa di Klaten berunjuk rasa di depan Kantor Kejari setempat.

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah mahasiswa di Klaten berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Selasa (3/1/2017). Mereka mendukung pengusutan secara tuntas kasus dugaan jual beli jabatan di Kabupaten Bersinar.

Advertisement

Para mahasiswa itu mendorong Bupati Klaten, Sri Hartini, yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (30/12/2016) lalu, berani menjadi justice collaborator (JC) dalam pemberantasan korupsi di wilayah yang dipimpinnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, para mahasiswa menggelar long march dari Alun-alun Klaten menuju ke Rumah Dinas (Rumdin) Bupati, Kantor Kejaksaan Negeri (kejari), dan pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Sembari berorasi, para mahasiswa juga membawa spanduk di antaranya bertuliskan: Setop Jual Beli Jabatan, Aksi Dukung Pemberantasan Korupsi, Berantas Korupsi di Klaten, Stop Korupsi di Kota Kami, Tangkap Pejabat Nakal, Korupsi No, Save Klaten Dukung Pemberantasan Korupsi, dan lain sebagainya.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, para mahasiswa menggelar long march dari Alun-alun Klaten menuju ke Rumah Dinas (Rumdin) Bupati, Kantor Kejaksaan Negeri (kejari), dan pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Sembari berorasi, para mahasiswa juga membawa spanduk di antaranya bertuliskan: Setop Jual Beli Jabatan, Aksi Dukung Pemberantasan Korupsi, Berantas Korupsi di Klaten, Stop Korupsi di Kota Kami, Tangkap Pejabat Nakal, Korupsi No, Save Klaten Dukung Pemberantasan Korupsi, dan lain sebagainya.

Para mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal penangkapan Sri Hartini oleh KPK. Unjuk rasa para mahasiswa itu dikawal ketat aparat Polres Klaten.

“Kasus jual beli jabatan ini semoga bisa menjadi pintu masuk untuk kasus-kasus lain yang diungkap KPK,” kata salah satu mahasiswa, Yoga Setia Wibowo, di sela-sela unjuk rasa.

Advertisement

Selain itu juga terkait pengusutan dugaan pungutan liar (pungli) dana aspirasi DPRD Klaten, dugaan pungli di setiap proyek di Klaten yang pengadaannya melalui lelang dan penunjukan langsung, pengadaan seragam sekolah, dan jual beli lembar kerja siswa (LKS).

“Kami mendorong Sri Hartini sebagai JC dalam pemberantasan korupsi di Klaten,” katanya.

Koordinator Aksi Mahasiswa Klaten, Harjianto, mengatakan unjuk rasa ini diikuti para mahasiswa dari perguruan tinggi (PT) di Kabupaten Bersinar. Dengan terungkapnya kasus dugaan jual beli jabatan di Klaten, diharapkan dapat menjadikan Pemkab Klaten yang bersih, antikorupsi, dan transparan.

Advertisement

“Kami menggelar aksi ini karena prihatin dengan aksi sogok-menyogok di Pemkab Klaten,” katanya.

Aksi mahasiswa turun ke jalan itu, juga diikuti beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Klaten, seperti Sanggar Kebangsaan. Selama mahasiswa menggelar aksi, tak satu pun pejabat menemui perwakilan mahasiswa.

Para mahasiswa hanya menancapkan bendera berwarna hitam di depan kantor masing-masing instansi yang didatangi sebagai potret buramnya penegakan hukum di Kabupaten Bersinar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif