News
Senin, 2 Januari 2017 - 23:20 WIB

BUNUH DIRI JEPANG : Pegawai Akhiri Hidup, CEO Perusahaan Ini Mengundurkan Diri

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Orang tua Matsuri Takahashi saat jumpa pers (IST)

Bunuh diri Jepang yang dilakukan seorang karyawan sebuah perusahaan periklanan

Harianjogja.com, TOKYO — Pemimpin tertinggi dalam perusahaan raksasa periklanan Jepang, Dentsu mengundurkan diri setelah seorang pekerja muda di perusahaannya bunuh diri. Aksi nekat ini dilakukan karyawan tersebut lantaran tak kuat dengan budaya kerja perusahaan yang menuntut lembur.

Advertisement

CNN pada Kamis (29/12/2016) melaporkan Chief Eexecutive Officer (CEO) sekaligus presiden tersebut, Tadashi Ishii akan mengundurkan diri. Tepatnya setelah pertemuan pemegang saham pada Januari 2017.

Dentsu merupakan perusahaan yang emmiliki 47.000 pekerja dan memiliki cabang di 140 negara. Adapun pada hari Natal 2015, seorang karyawannya bunuh diri.

Pihak terkait Jepang menemukan fakta jika karyawan perempuan tersebut, Matsuri Takahashi, dipaksa bekerja lembur. Bekerja di luar jam kerja ini merupakan budaya kerja perusahaan sekaligus bentuk hukuman kepada karyawan. Akibat kebijakan ini, karyawan tersebut nekat bunuh diri.

Advertisement

Penyelidik menemukan bukti-bukti jika sebelum meninggal, Takahashi diketahui bekerja selama 105 jam dalam sebulan.

Pengunduran diri Ishii terjadi setelah penyelidik mengeledah kantor Dentsu. Kementerian Kesehatan, Buruh dan Kesejahteraan Jepang menyerahkan kasus pada jaksa.

“Kami sangat menyesali tak dapat mencegah karyawan baru kami bekerja lembur,” terang Ishii saat jumpa pers. “Saya memohon maaf kepada keluarga dan setiap orang di lingkungannya.”

Advertisement

Jepang diketahui sebagai negara yang menerapkan jam lembur kepada pekerja kontrak atau pegawai kantor. Hal ini dapat terjadi karena karyawan perusahaan ditekankan sebagai tulang punggung ekonomi jepang. Alhasil karyawan dituntut untuk memperhatikan kepentingan perusahaan terlebih dahulu. Kerja lembur biasanya diiringi dengan sesi minum maraton bersamasesama pekerja atau klien.

Bekerja secara berlebihan merupakan masalah besar di Jepang. Bahkan negara ini memiliki istilah sendiri untuk kerja lembur, yakni karoshi.

Beruntung situasi tersebut akan diubah. Perdana Menteri Shinzo Abe mendorong terjadinya reformasi buruh dan mengurangi tekanan di tempat kerja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif