Jogja
Minggu, 1 Januari 2017 - 12:26 WIB

UMKM SLEMAN : Pengrajin Batik Tuntut Gerakan Mengenakan Batik Sleman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang desainer dari APPMI menunjukkan kain batik kombinasi antara motif parijotho dan salak yang nantinya akan menjadi ikon batik Kabupaten Sleman, Jumat (11/4/2014). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

UMKM Sleman bersatu untuk memasarkan produk

Harianjogja.com, SLEMAN — Asosiasi pengrajin batik tulis di Sleman mendesak dukungan rill dari pemerintah untuk perluasan pemasaran produk. Sleman perlu melakukan gerakan mengenakan batik khas Sleman sebagai upaya memperluas pemasaran batik Sleman.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pengrajin Batik Sleman Tanti Syarif mengatakan dukungan Pemkab bagi para pengrajin batik perlu dilakukan secara riil. Sampai saat ini dia melihat tidak semua aparat sipil pemerintahan yang mengenakan atau memiliki batik khas Sleman. Bahkan, tidak sedikit dari kalangan pegawai negeri sipil itu yang masih menggunakan batik printing.

“Kami mendesak agar dilakukan gerakan membatik yang beretika ditegakkan di Sleman,” katanya di sela-sela peringatan ulang tahun ketiga Kelompok Pengrajin Batik Tulis Sekar Jatimas, Balecatur, Gamping, akhir pekan lalu.

Menurut Tanti,  dukungan rill dari Pemkab dapat dilihat jika masing-masing pimpinan SKPD mengenakan batik cap atau tulis produksi perajin Sleman. Jika para pimpinan sudah memberikan contoh, katanya, maka diharapkan seluruh bawahannya akan melakukan hal serupa. “Gerakan membatik ini bisa dilakukan mulai dari para pemangku kebijakan di SKPD. Jangan melanggar peraturan bupati yang sudah dibuat,” ucapnya.

Advertisement

Sampai saat ini, kata Tanti, para perajin masih kesulitan untuk memperluas pasar. Jika seluruh PNS mengenakan batik khas Sleman, hal itu dinilai membantu para perajin tidak hanya secara ekonomi tetapi juga untuk melestarikan produk batik cap atau tulis. Di pasaran saat ini masih dibanjiri produk batik printing yang digemari masyarakat.

“Jadi kami tidak minta yang muluk-muluk. Sesuaikan dengan aturan. Sebenarnya sudah ada sosialisasi terkait aturan batik tulis, sesuaikan saja dengan aturan dan jangan dilanggar,” katanya.

Ketua Kelompok Pengrajin Batik Sekar Jatimas Lina Marlina menjelaskan, pihaknya ingin mengembangkan batik tulis dan cap Sekar Jatimas. Jika memungkinan, lokasi tersebut dapat menjadi sentra produksi batik di Balecatur.

Advertisement

“Kami baru memulai dengan membuka satu outlet di sini. Tentu kami membutuhkan showroom yang lebih layak agar pasaran batik semakin meluas,” katanya.

Dia mengatakan, dibanding 2015 ada kenaikan produksi batik Sekar Jatimas. Kenaikan produksinya bahkan mencapai 50% di 2016 ini. Rata-rata per bulan, kelompok mampu memproduksi 300 kain batik tulis.

“Harganya bervariasi antara Rp100.000 untuk batik cap dan Rp700.000 untuk batik tulis. Ada juga produk kombinasi batik cap dan tulis,” ujarnya.

Sampai saat ini, dari 32 anggota kelompok hanya 22 orang yang aktif. Selama ini selain pameran, kelompok perajin Sekar Jatimas mengandalkan penjualan online atau pertemanan. “Untuk meningkatkan jaringan pemasaran, para perajin harus memperluas jaringan. Saat ini sudah ada sleman-mall.com sebuah e-commerce yang dapat diakses para perajin,” kata Pembina Kelompok Batik Tulis Sekar Jatimas Endah Sri Widiastuti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif