Jogja
Sabtu, 31 Desember 2016 - 20:10 WIB

PENANGGULANGAN AIDS JOGJA : Muncul Wacana Penyediaan Kondom di Kamar Hotel

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembagian kondom dan selebaran HIV/AIDS di Terminal Gayatri, Tulungagung, Selasa (1/12/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Sektor wisata dinilai berpotensi menjadi salah satu penyebaran HIV/AIDS.

Harianjogja.com, JOGJA – Pemda DIY menyadari kasus HIV/AIDS tak bisa dibendung karena pasien pengidap terus bertambah. Muncul wacana penyediaan kondom di hotel dalam rapat evaluasi akhir tahun penanggulangan HIV/AIDS di DIY, Jumat (30/12/2016).

Advertisement

Sektor wisata dinilai berpotensi menjadi salah satu penyebaran HIV/AIDS. Paket wisata yang dilengkapi dengan penjaja seks sudah menjadi rahasia umum. Penderita yang teridentifikasi HIV hingga triwulan kedua 2016 di DIY sebanyak 3.525 orang, sedangkan penderita masuk di fase AIDS berjumlah 1.401 orang. Profesi wiraswasta tergolong paling banyak dengan jumlah 668 HIV dan 233 penderita AIDS, disusul urutan kedua ibu rumah tangga dengan 431 penderita HIV dan 212 AIDS.

Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY Arida Utami menyatakan, butuh aksi bersama seluruh stakeholder dalam penanganan HIV/AIDS. Karena data terus meningkat, jika menyelesaikan dengan pengobatan, rehabilitasi dinilai terlambat, namun harus mengedepankan pencegahan dan promosi. Beberapa SKPD memang sudah mencoba upaya itu namun belum terintegrasi.

“Kasus perkawinan anak dan perceraian meningkat. Kami memiliki progran penundaan usia perkawinan di 78 kecamatan untuk menyadarkan persoalan ini,” ungkapnya dalam rapat tersebut, Jumat (30/12).

Advertisement

Arida menyampaikan, pihaknya pernah diundang oleh Dinas Pariwisata dalam rangka memberikan pembekalan kepada para pemandu wisata. Saat itu terungkap perkembangan wisata dan tumbuh banyak hotel maka memunculkan prostitusi. Bahkan ada wanita yang ditawarkan dalam paket perjalanan wisata, seperti menyewa mobil disertai wanita tersebut. “Ini pada anak yang ditawarkan dalam mobil itu, bukan dewasa lagi. Jadi kita harus mencegah sedini mungkin,” ungkap dia.

Kabid Pelayanan Medis RS Grhsia Pakem Akhmad Akhadi menambahkan, kondom dinilai masih efektif dalam mencegah terjadinya penularan meski banyak yang meragukan. Hingga saat ini salahsatu media yang dapat mencegah berpindahnya virus dalam hubungan seks adalah kondom. Ia menyarankan perlunya penyediaan kondom di hotel-hotel, apalagi DIY merupakan kota tujuan wisata.

Ia mencontohkan, Papua Nugini menjadi negara yang telah menyediakan kondom di setiap hotel, bahkan pembungkusnya bergambar bendera negara tersebut. “Karena mereka menempatkan virus ini sebagai penghabis atau pemusnah generasi. Pengurangan signifikan, sehingga perlu kondom dalam wisata ini,” ungkap dia.

Advertisement

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan, penyediaan kondom di hotel baru sekedar wacana. Jika setelah ada kajian mengharuskan adanya kondom di hotel, maka sebaiknya tidak ditunjukkan secara fisik di setiap kamar, namun bisa menghubungi pengelola hotel jika membutuhkan. Penyediaan kondom secara fisik, dikhawatirkan diakses anak belum cukup umur. Selain itu, sebagian masyarakat masih menganggap kondom sebagai hal tabu yang tidak pantas dibicarakan.

“Tetapi justru ini menjadi bumerang, karena ketidaktahuan, akhirnya mereka terinfeksi. Ide dari dokter Akhmad itu, perlu menyediakan kondom di hotel, saya kira butuh kajian,” kata dia.

Terkait dengan adanya paket wisata yang menyediakan pekerja seks, Wagub masih mempertanyakan kebenarannya karena butuh penelitian lebih lanjut. Tetapi, ia tidak menampik bahwa paket wisata jenis itu berpotensi ada sejalan dengan perkembangan media sosial. “Njenengan juga bisa mengakses banyak sekali medsos, menyediakan bla bla bla. Pemerintah perlu lebih mengedukasi, soalnya kita tidak mungkin mengeliminasi itu,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : Penanggulangan AIDS
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif