Soloraya
Jumat, 30 Desember 2016 - 18:40 WIB

Ledakan Misterius di Rumah Kontrakan Resahkan Warga Ngembatpadas Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi rumah kontrakan di Ngembatpadas dipasangi garis polisi atau police line di Kampung Dempul RT 019, Kelurahan Ngembatpadas, Gemolong, Sragen, Jumat (30/12/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Warga Kelurahan Ngembatpadas, Gemolong, Sragen, resah setelah mendengar ledakan dari rumah kontrakan di wilayah itu.

Solopos.com, SRAGEN — Warga Kampung Dempul, Kelurahan Ngembatpadas, Kecamatan Gemolong, Sragen, dibuat resah dengan munculnya suara ledakan di salah satu rumah kontrakan di lingkungan RT 019 kampung tersebut.

Advertisement

Belakangan ini banyak polisi berpakaian preman sering mendatangi rumah kontrakan tersebut. Garis polisi atau police line juga sudah dipasang di sekeliling rumah tersebut.

Rumah itu milik warga setempat yang kini tinggal di Jogja. Sebelumnya, rumah itu dikontrak sepasang suami istri dengan dua anak sekitar setahun lalu. Warga yang mengontrak itu berinisial S dan istrinya SM.

Advertisement

Rumah itu milik warga setempat yang kini tinggal di Jogja. Sebelumnya, rumah itu dikontrak sepasang suami istri dengan dua anak sekitar setahun lalu. Warga yang mengontrak itu berinisial S dan istrinya SM.

Warga sekitar mengetahui S bekerja sebagai tukang vulkanisir ban bekas. Kini, tak satu pun warga berani memasuki rumah kosong itu setelah ditinggal penghuninya. Beberapa warga lainnya juga menolak dimintai penjelasan terkait dengan suara ledakan misterius itu.

Salah seorang warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah kosong itu, Susanti, 29, mengatakan ledakan keras itu terdengar dua pekan lalu. Informasi dari Polres Sragen, peristiwa itu terjadi pada Minggu (11/12/2016) pukul 10.00 WIB.

Advertisement

Saat terjadi ledakan, kata Susanti, hanya S yang ada di rumah itu. Setelah 30 menit, istri S datang. “Kemudian S keluar rumah dengan kondisi kepala ditutupi kain sarung dan helm. Sepertinya kepalanya terluka karena bekas darah masih terlihat. S membonceng motor yang dikendarai istrinya pergi meninggalkan rumah. Sejak peristiwa itu tak ada kabar lagi dari S sampai sekarang,” ujarnya

Informasi yang diterima Susanti, penghuni rumah kontrakan itu dibawa ke sebuah rumah sakit di Ngawi. Dia mengetahui S rajin ke masjid tetapi jarang mengobrol dengan warga lainnya. Dia mengatakan istri S yang bercadar itu beberapa kali berbincang dengan warga lainnya.

Sejak peristiwa itu, kata Susanti, rumah itu sering didatangi polisi berpakaian preman. Setahu dia, mereka ada yang dari Jakarta, Semarang, dan Sragen. Tiga hari lalu polisi sempat memasang police line kemudian dilepas lagi dan baru pada Kamis (29/12/2016) sore dipasang lagi.

Advertisement

Dia melihat ada 3-4 mobil polisi yang datang dan meminta keterangan ibunya, Tumiyem, 49. Selain itu, kata dia, polisi juga memotret rumah itu dan memeriksa ke dalam rumah. “Sampai pinjam tangga juga untuk memerika genting rumah,” katanya.

Ketua RT 019, Sugiyar, 64, saat ditemui wartawan, Jumat, menyampaikan S dan keluarganya datang ke Kampung Dempul dengan baik-baik dan memberikan salinan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK). Sugiyar mengaku juga ditanyai para polisi berpakaian preman yang datang ke rumah itu.

Soal ledakan itu, Sugiar hanya mendapat informasi dari warga sekitar lokasi kejadian. “Karena jarak rumah saya yang jauh, saya tidak mendengar ledakan itu. Bahkan yang dekat tempat kejadian juga ada yang tidak mendengarnya. Saya belum mengecek rumah itu. Saat polisi datang pun, saya dipesan tidak perlu melihat ke rumah itu. Di kampung ini tidak ada keresahan tetapi di Dempul Kidul justru ramai diperbincangkan,” kata Sugiyar.

Advertisement

Dia menilai tabiat S baik karena sudah lama bekerja di lingkungan Dempul. Dia ingat beberapa wkatu lalu sempat menjadi tukang dan sering bekerja di Solo. “Seingat saya, polisi yang datang ada empat kali tetapi yang paling banyak ya Kamis kemarin, tiga atau empat mobil,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso enggan berkomentar tentang peristiwa ledakan itu karena masih dalam proses penyelidikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif