Jateng
Kamis, 29 Desember 2016 - 08:50 WIB

PASAR TRADISIONAL SEMARANG : Rentan Kebakaran, Listrik Pedagang Pasar Diawasi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran Pasar Waru Semarang, Jumat (18/11/2016). (Facebook.com-Mas Doni)

Pasar tradisional dinilai Wali Kota Semarang rentan kebakaran karena penyalahgunaan listrik.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengemukakan perlunya langkah pengawasan ketat atas penggunaan listrik oleh para pedagang pasar tradisional di kotanya guna mencegah bahaya kebakaran. “Beberapa kali kebakaran pasar ‘kan ternyata disebabkan korsleting listrik. Makanya, persoalan listrik ini rentan sekali. Tidak boleh sembarangan,” katanya di Semarang, Rabu (28/12/2016).

Advertisement

Ia mengatakan bahwa pedagang harus memahami pemakaian listrik dan pemasangan instalasi secara benar. Misalnya, sudah ditetapkan daya listrik di setiap kios berkapasitas 450 watt. “Jangan coba-coba kemudian memasang atau menambahi kapasitas listrik sembarangan di luar yang ditentukan atau memasang secara ilegal sebab sangat berbahaya,” katanya.

Artinya, kata Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—harus ada kesadaran dan pemahaman dari para pedagang di pasar tradisional mengenai tata cara penggunaan listrik secara benar dan aman. Di sisi lain, Hendi mengatakan bahwa pemerintah berperan melakukan sosialisasi terkait pemakaian listrik secara benar dan aman, termasuk melakukan pengawasan di lapangan secara intensif.

“Kalau ternyata terjadi permasalahan, misalnya korsleting, berarti ada dua hal yang keliru. Pedagang tidak memakai listrik secara benar atau pemerintah yang kurang sosialisasi,” katanya.

Advertisement

Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kota Semarang melalui dinas terkait, seperti Dinas Kebakaran akan terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar-pasar tradisional. Pengawasan terhadap pemakaian dan pemasangan instalasi listrik di pasar-pasar tradisional, kata dia, akan dilakukan secara lebih cermat dan kalau perlu akan dilakukan penertiban.

Selain itu, Hendi mengatakan bahwa keberadaan fasilitas penunjang, seperti hydrant sebagai sumber air harus diperhatikan untuk menanggulangi secara lebih cepat jika terjadi kebakaran. “Sumber-sumber air atau jaringan pipa air [hydrant] harus ditempatkan di tempat yang tepat. Jangan sampai kemudian malah rusak sebab fasilitas ini sangat penting,” katanya.

Kejadian kebakaran beberapa kali menimpa pasar tradisional di Semarang, seperti Pasar Johar, Pasar Yaik Baru, Pasar Kanjengan, kemudian terakhir adalah Pasar Waru, Semarang.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif