Jogja
Selasa, 27 Desember 2016 - 01:40 WIB

MUSIBAH LONGSOR : Rawan Jebol, Tanggul Sungai Serang Bikin Warga Resah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Tanggul tersebut dikhawatirkan bakal jebol jika hujan deras kembali terjadi secara intensif seperti awal Desember kemarin.

Harianjogja.com, WATES-Kondisi tanggul Sungai Serang di wilayah Desa Karangwuni yang mengalami longsor disejumlah titik meresahkan masyarakat sekitar. Tanggul tersebut dikhawatirkan bakal jebol jika hujan deras kembali terjadi secara intensif seperti awal Desember kemarin.

Advertisement

Seorang warga Dusun Karanganyar, Karangwuni, Siti Aminah mengatakan, tanggul adalah pembatas utama antara Sungai Serang dengan pemukiman dan persawahan. Menurutnya, badan tanggul cukup sering mengalami longsor meski hanya kecil. Hal itu umumnya terjadi saat hujan deras yang menambah debit air sungai. “Dulu pernah jebol dan pemukiman terendam air selutut. Itu sudah lama sekali,” kata Siti, Senin (26/12/2016).

Siti mengungkapkan, bronjong yang dipasang pada 2014 lalu diketahui sudah hilang. Penahan tanggul yang terbuat dari kawat itu disebut telah rusak karena terbawa longsor. Warga pun semakin was-was karena longsor masih berpotensi menjadi lebih parah. “Kami takut tanggul sewaktu-waktu jebol dan air sungai meluap ke rumah warga,” ujar dia.

Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Ontoseno Karangwuni, Sunardi mengatakan, ada empat titik longsor pada tanggul Sungai Serang. Sebanyak dua titik terjadi di wilayah dusun Karanganyar, satu titik di Kriyan, dan satu titik di Keboan. Badan tanggul sepanjang 60-100 meter terus terkikis dan longsor. Lebar tanggul bahkan tersisa hanya sekitar satu meter.

Advertisement

Sunardi memaparkan, FPRB Ontoseno telah berusaha mengatasi tanggul longsor di Kriyan dengan memasang karung berisi pasir. Meski begitu, material itu dinilai tidak cukup kuat untuk menahan tanggul apabila hujan terus terjadi dan membuat aliran sungai semakin deras. Di sisi lain, tanggul longsor di wilayah Karanganyar dan Keboan bahkan belum diberikan perlakuan apapun karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana.

Sunardi lalu berharap pemerintah segera memperbaiki atau memperkuat konstruksi tanggul. “Kalau tidak, kami khawatir tanggul jebol saat hujan. Padahal di sekitarnya ada pemukiman dan persawahan,” ungkap Sunardi.

Sementara itu, Kepala Desa Karangwuni, Wasul Khasani mengatakan, longsor berpotensi terus terjadi karena tanggul di wilayahnya terletak pada posisi tikungan. Tekanan yang ada dinilai lebih besar dibandingkan aliran sungai yang arahnya cenderung lurus. Dia lalu menyatakan, ada sekitar 400 KK yang terancam jika tanggul Sungai Serang jebol. Lahan persawahan seluas 50 hektare juga terancam bakal rusak diterjang banjir.

Advertisement

Wasul mengaku sudah melayangkan surat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). Dia berharap segera dilakukan perbaikan tanggul dan normalisasi pada Sungai Serang. “Kalau tidak segera diperbaiki, kami khawatir tanggul jebol dan membahayakan warga,” ucap Wasul.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif