Sport
Selasa, 27 Desember 2016 - 05:30 WIB

AKUISISI KLUB : Bawa Uang, Red Bull Goda West Ham United

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain West Ham United merayakan gol. (Reuters / Matthew Childs)

Akuisisi klub diwarnai dengan Red Bull yang ingin membeli West Ham.

Solopos.com, LONDON – Seratus dua puluh satu tahun bukanlah waktu yang singkat bagi berdirinya sebuah klub. Itulah usia salah satu klub di Liga Premier, West Ham United. Namun eksistensi klub yang berdiri pada 29 Juni 1895 tersebut sedang diuji menyusul ketertarikan sponsor global bernama Red Bull.

Advertisement

Perusahaan minuman berenergi asal Austria itu dikabarkan sedang menjadikan The Hammers, julukan West Ham, sebagai sasaran mereka berikutnya. Red Bull dilaporkan mulai menggoda owner West Ham saat ini, David Gold dan David Sullivan, agar bersedia menjual klub tersebut kepada mereka.

Red Bull sendiri bukanlah pemain baru dalam dunia sponsor olahraga. Mereka telah memiliki sebuah klub sepak bola di New Yok dan Brasil, plus dua tim Formula One (F1), Red Bull Racing dan Scuderia Toro Rosso. Terbaru, kemunculan Red Bull menjadi kontroversi ketika mendirikan tim Jerman, RB Leipzig.

Advertisement

Red Bull sendiri bukanlah pemain baru dalam dunia sponsor olahraga. Mereka telah memiliki sebuah klub sepak bola di New Yok dan Brasil, plus dua tim Formula One (F1), Red Bull Racing dan Scuderia Toro Rosso. Terbaru, kemunculan Red Bull menjadi kontroversi ketika mendirikan tim Jerman, RB Leipzig.

Kiprah Red Bull menguasai klub sepak bola kali pertama terjadi pada 2005. Saat itu, mereka mengambil alih tim Austria, SV Salzburg dan mengganti namanya menjadi Red Bull Salzburg. Sepertinya, Red Bull ketagihan mem-branding klub sepak bola dengan nama mereka.

Buktinya, setahun kemudian mereka langsung membeli klub sepak bola di Amerika Serikat, New York MetroStars yang kemudian direbranding menjadi New York Red Bull. Red Bull cukup serius dalam membesarkan klub asal New York itu dengan mendatangkan mantan bintang Arsenal, Thierry Henry, pada 2010.

Advertisement

Red Bull seolah belum terpuaskan dengan memiliki klub-klub tersebut. Red Bull digadang-gadang akan melebarkan sayap mereka ke Inggris, tempat yang disebut-sebut tempat lahirnya sepak bola. Mereka pernah dilaporkan tertarik membeli klub Championship, Leeds United dan Brentford, plus klub League One, Charlton Athletic dan Swindon Town. Namun rumor itu akhirnya dibantah kubu Red Bull.

Seperti dilansir Thesun.co.uk, Senin (26/12/2016), Red Bull kini dilaporkan sedang mengincar West Ham. Mereka ingin merebranding markas The Hammers, London Stadium. Branding, hak cipta nama dan marketing, memang menjadi motivasi utama Red Bull dalam memburu klub-klub sepak bola, meski tak mengenyampingkan mereka ingin sukses secara prestasi di lapangan.

Patut diketahui, dalam aturan UEFA, Red Bull tidak bisa menjadi pemilik penuh sebuah klub lain di Eropa setelah mereka memiliki Salzburg atau Leipzig. Itu dikarenakan klub-klub milik Red Bull tidak bisa dipertemukan dalam pengundian Liga Champions atau Liga Europa.

Advertisement

Meski demikian, Red Bull masih bisa menjadi pemegang saham mayoritas klub-klub tersebut, mengubah nama stadion dan klub dengan inisial mereka. Itulah yang mereka lakukan kepada Salzburg dan Leipzig yang mereka ubah dari tim tradisi menjadi tim yang kental dengan embel-embel sponsor. Maka tak heran apabila fans tim-tim Bundesliga kerap mencemooh Leipzig sebagai ”tim penjual minuman ringan” karena tak memiliki akar tradisi.

Di Jerman, sebenarnya ada aturan yang tidak memperbolehkan nama klub memakai embel-embel sponsor. Namun Red Bull tidak kehabisan akal dengan memakai RB Leipzig. RB yang dimaksud Rasen Ballsport. Tapi singkatan itu sekaligus menyamai inisial Red Bull.

West Ham sendiri memiliki value 200 juta poundsterling (Rp3,3 triliun). Sejauh ini, co-owner The Hammers, David Sullivan dan David Gold, mengaku sejauh ini tidak memiliki rencana menjual klub tersebut. Namun bukan hal mustahil apabila mereka berubah pikiran menyusul semakin banyaknya investor asing yang mendanai klub-klub papan atas Liga Premier.

Advertisement

“Kami mungkin akan menjual sebagian saham untuk melunasi hutang-hutang kami,” jelas Sullivan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif