Sport
Sabtu, 24 Desember 2016 - 07:30 WIB

Linda Wenifanetri Pensiun dari Bulu Tangkis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Linda Wenifanetri (Badmintonindonesia.org)

Linda Wenifanetri gantung raket.

Solopos.com, SOLO – Tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri, memutuskan gantung raket. Dia resmi mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI per 21 Desember 2016 dan akan pensiun dari pebulutangkis profesional pada awal 2017 mendatang.

Advertisement

Keputusan ini tentu mengejutkan mengingat usia Linda masih 26 tahun. Linda sendiri sudah berkecimpung di bulu tangkis nasional selama 15 tahun dan delapan tahun di antaranya dihabiskan di Pelatnas PBSI. Dia mengaku sudah mencapai titik maksimal dalam keriernya sehingga memutuskan untuk pensiun.

“Saya merasa sudah maksimal dan ini sudah saya rundingkan dengan keluarga dan orang terdekat saya untuk mengambil suatu keputusan yang besar, saya pensiun bukan keluar. Sudah matang dan Insya Allah yang terbaik. Keluarga juga alhamdulillah mengerti,” kata Linda seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org, Jumat (22/12/2016).

Usai pensiun nanti, dara kelahiran 18 Januari 1990 ini mengaku ingin fokus kuliah dan berencana berbisnis. Linda saat ini memang tercatat sebagai mahasiswi S1 Akuntansi di Universitas Trisakti. “Setelah ini saya fokus dengan kuliah ekstensi saya dan rencananya meneruskan bisnis keluarga, tapi tetap akan olahraga karena keluarga saya pecinta olahraga juga,”  ucap Linda lagi.

Advertisement

Sebagai pebulutangkis, Linda sempat beberapa kali menyumbangkan prestasi bagi Indonesia diantaranya saat menjuarai India Open Grand Prix Gold 2012 dan merebut medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta. Dan momen di Kejuaraan Dunia 2015 itu menjadi kesan paling mendalam yang ia rasakan.

“Momen terbaik pasti di Kejuaraan Dunia 2015, saya masih suka menangis kalau ingat itu. Saat itu saya dapat wild card dan sempat jadi masalah karena saya menggeser senior saya padahal saya sudah pasrah, saya tahu saya enggak lolos dan enggak mau maksain juga tapi saya mendapat kesempatan untuk main,” jelasnya.

“Saya merasa merasa itu kesempatan dan tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik. Alhamdulillah bisa perunggu. Mungkin orang lihat cuma perunggu tetapi itu emas buat saya. Karena untuk mendapatkan itu enggak bisa dibayar dengan uang tetapi dengan kerja ekstra keras, team work, dan usaha yg maksimal.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif