News
Sabtu, 24 Desember 2016 - 19:30 WIB

7 Sel Bahrun Naim Ditangkap, Pengamat Sebut Indonesia Belum Aman

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Brimob Polda Metro Jaya menjaga lokasi penggerebekan dan penembakan terduga teroris di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad iqbal)

Pengamat terorisme menilai Indonesia belum aman karena baru 7 dari 9 sel Bahrun Naim yang ditangkap.

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh (Unimal), Al Chaidar, menilai situasi jelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 belum sepenuhnya kondusif. Hal itu didasarkan penangkapan dan pengungkapan 7 orang terduga teroris jaringan Bahrun Naim.

Advertisement

“Belum aman, baru tertangkap 7 sel dari 9 sel BN [Bahrun Naim],” kata Chaidar saat dihubungi Okezone, yang dikutip Solopos.com, Sabtu (24/12/2016).

Ia mengimbau Polri melacak dan menangkap para teroris yang masih “berkeliaran”, terlebih beberapa hari ke depan ada perayaan besar di tengah masyarakat. “Yang harus dilakukan adalah melacak semua jaringan teroris ini hingga ke akar-akarnya dan menangkap semua yang terlibat,” pungkasnya.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror berhasil melakukan penangkapan terhadap empat terduga teroris di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka adalah Adam yang tangkap hidup-hidup serta Omen, Helmi, dan Irwan yang tewas ditembus timah panas lantaran melakukan perlawanan.

Advertisement

Penangkapan kedua terjadi terjadi di Desa Balai Nan Duo, Payakumbuh, Sumatera Barat. Satu terduga teroris diamankan adalah Jhon Tanamal alias Hamzah yang diduga merupakan donatur tetap kelompok Solo. Tak berselang lama, Densus 88 kembali membekuk Syafi’i di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Syafi’i merupakan DPO teroris jaringan Khitabah Gonggong Rebus (KGR) di bawah pimpinan Bahrun Naim. Di pengujung senja, Densus 88 Antiteror juga menciduk HA alias Abisyah, 28, yang juga merupakan DPO kelompok KGR.

Abisyah diduga sebagai orang yang memfasilitasi warga negara Uighur bersembunyi ke Indonesia melalui Batam, Ali dan Doni Sanjaya. Diduga, keduanya merupakan warga negara asal kelompok teroris The East Turkestan Islamic Movement atau sel-sel dari Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Advertisement

Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, ?mengatakan bahwa ketujuh teroris ini tak lepas dari bayang-bayang gembong teroris yang kini berada di Timur Tengah, Bahrun Naim. Para pelaku juga diketahui akan meledakan bom saat momentum Natal dan Tahun Baru 2017.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif