News
Jumat, 23 Desember 2016 - 12:10 WIB

KISAH TRAGIS : Dikejar-Kejar ISIS, Bocah Tuna Rungu Ini Diancam Suntik Mati

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lawand Hamadamin diancam pembunuhan oleh ISIS karena tunarungu (Penguin PR)

Kisah tragis kali ini tentang bocah bernama Lawand Hamadamin.

Solopos.com, LONDON – Bocah enam tahun asal Irak, Lawand Hamadamin, tahun 2015 menjadi sasaran pembunuhan ISIS karena tunarungu. Dia akan disuntik mati hanya karena kekurangannya itu. Bersama ayah dan ibunya, Lawand mengungsi ke Inggris. Belum satu tahun tinggal di negara tersebut, Lawand dan keluarganya terancam dideportasi.

Advertisement

Dilansir Mirror, Kamis (22/12/2016), Lawand tiba di Inggris bulan September 2016. Semenjak saat itu Lawand tinggal di sekolah khusus tunarungu, Royal School for the Deaf Derby (RSDD). Kurang lebih empat bulan tinggal dan belajar bahasa isyarat di sekolah tersebut, kini Lawand bersama ayahnya, Rebwar, dan ibunya, Golbahar, punya waktu sampai 9 Januari 2017 sebelum dideportasi ke Jerman.

Lawand sudah beradaptasi dengan sekolah barunya, kini dia bisa berkomunikasi,” ungkap Rebwar seperti dikutip Mirror.

Kami tidak bisa menggambarkan rasa terima kasih kepada RSDD. Jika kami terkena deportasi, semua perkembangan yang dicapai Lawand akan sia-sia, ” tambahnya.

Advertisement

Peraturan di Inggris menganai pengungsi perang mengharuskan para pengungsi meminta perlindungan di negara yang pertama kali didatangi. Lawand bersama keluarganya sempat tinggal di kemah pengungsian di Jerman, dan Perancis sebelum mencapai Inggris. Oleh karena itu pemerintah Inggris mengeluarkan keputusan hendak mendeportasi Lawand dan keluarganya ke Jerman.

Pihak RSDD sedang mengusahakan negoiasi agar Departemen Kementerian Inggris (Home Office) untuk membiarkan Lawand dan keluarganya tinggal di Inggris. Salah satu guru RSDD yang mengajar Lawand, Helen Shepherd, khawatir implan alat bantu Lawand tidak jadi diperbaiki jika dia direnovasi. Implan tersebut tidak berfungsi sempurna sejak Lawand masih tinggal di Irak.

Merespons hal ini, juru bicara Home Office menegaskan adalah sebuah tindakan adil jika sebuah negara tidak mengambil kewajiban penerimaan pengungsi perang yang harusnya diambil negara lain.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Kisah Tragis Kisah Unik
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif