News
Kamis, 22 Desember 2016 - 21:00 WIB

Bukan Stok Pangan, Presiden Soroti Ancaman Terorisme Jelang Natal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Brimob Polda Metro Jaya menjaga lokasi penggerebekan dan penembakan terduga teroris di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad iqbal)

Presiden Jokowi tidak lagi khawatir soal stok pangan jelang Natal, melainkan menyoroti ancaman terorisme.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepada jajarannya untuk memberikan perhatian khusus pada masalah keamanan dan ancaman terorisme menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.

Advertisement

Menjelang dua hari raya umat Nasrani itu, pemerintah biasanya sibuk mempersiapkan lancarnya pasokan bahan pangan, bahan bakar minyak (BBM), dan juga transportasi pendukung. Kali ini, Presiden juga menitikberatkan persoalan pengamanan terkait ancaman terorisme untuk diantisipasi.

Dia menginstruksikan jajaran Polri untuk fokus dan memberikan perhatian khusus dalam menjaga keamanan masyarakat saat perayaan hari besar keagamaan berlangsung. Selain itu, Presiden juga meminta kepada jajaran TNI untuk dapat berkoordinasi dan bahu membahu bersama Polri guna mewujudkan hal tersebut.

“Saya juga ingin agar Panglima TNI beserta seluruh jajarannya mem-backup penuh Polri dalam hal yang berkaitan dengan keamanan dan ancaman terorisme ini,” katanya di Kantor Presiden, Kamis (22/12/2016).

Advertisement

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Polri telah menyiapkan sedikitnya 85.000 personel untuk melaksanakan operasi lilin selama Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, TNI menyumbang sekitar 15.000 personil, dan sisanya disumbang dari instansi lain, seperti Satpol PP, Linmas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan dan lainnya.

Tito mengatakan fokus pengamanan utama akan dilakukan di Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah. “Itu kan target-target tradisional mereka,” kata Tito.

Selain itu, Tito mengimbau kepada para pengguna Tol Cipali untuk tidak memaksakan diri untuk melewati jalur Brebes exit (Brexit) apabila dinilai penuh.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif